Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        NTT dan NTB Mulai Bangkit Seusai Banjir dan Badai Seroja, 563 Infrastruktur Telah Rampung!

        NTT dan NTB Mulai Bangkit Seusai Banjir dan Badai Seroja, 563 Infrastruktur Telah Rampung! Kredit Foto: Rena Laila Wuri
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan seluruh penanganan infrastruktur terdampak bencana Badai Siklon Tropis Seroja dan banjir bandang di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Perbaikan  infrastruktur dilakukan di 563 lokasi meliputi pekerjaan Sumber Daya Air, Bina Marga, Cipta Karya, dan Perumahan.

        Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa rehabilitasi dan rekonstruksi pada wilayah terdampak bencana di NTT dan NTB tidak hanya membangun kembali rumah yang rusak, tetapi sebagai upaya untuk membangun kembali permukiman baru yang tangguh terhadap bencana.

        Baca Juga: PAN NTT Deklarasikan Dukungan untuk Ganjar Presiden 2024

        "Pendekatannya adalah build back better, tidak sekadar membangun dengan kerentanan yang sama terhadap bencana, tetapi membangun lebih baik dan lebih aman dari sebelumnya,” kata Menteri Basuki dalam keterangan resmi, Selasa (25/10/2022).

        Kepala Satuan Tugas Pelaksana Penanggulangan Bencana NTT dan NTB Widiarto mengatakan pada prinsipnya pelaksanaan penanganan infrastruktur terdampak bencana di NTT dan NTB yang terdiri dari 563 kegiatan/lokasi telah selesai. Di Provinsi NTB seluruh kegiatan di 38 lokasi sudah selesai pada Maret 2022. “Rinciannya adalah kegiatan Sumber Daya Air 27 lokasi, Cipta Karya 9 lokasi, dan relokasi permukiman 2 lokasi,” kata Widiarto. 

        Selanjutnya untuk Provinsi NTT penangangan infrastruktur terdampak Badai Siklon Tropis Seroja terdiri dari 525 kegiatan/lokasi sudah selesai pada awal Oktober 2022, meliputi Sumber Daya Air 63 lokasi, Bina Marga 105 lokasi, Cipta Karya 348 lokasi, dan relokasi permukiman 18 lokasi. 

        Penanganan Bidang Sumber Daya Air di antaranya rehabilitasi Bendung Haekesak & Sub DI Beabo Kabupaten Belu, Bendung Mena, Bendung Kambaniru & Jaringan Irigasi Kabupaten Sumba Timur, dan Bendung Waisika Kabupaten Alor. Untuk kegiatan Bina Marga antara lain penanganan Jembatan Termanu dan Jembatan Sungai Siumate Besar di Kabupaten Kupang.    

        Widiarto mengatakan sisanya terdapat kegiatan relokasi permukiman yang tersebar di 20 lokasi/desa yakni 18 desa di 6 kabupaten Provinsi NTT dan 2 desa di 2 kabupaten Provinsi NTB. Seluruh lokasi relokasi permukiman  dilengkapi dengan infrastruktur pendukung, termasuk jaringan air bersih. 

        “Khusus untuk 10 lokasi provinsi NTT dalam prosesnya diperlukan penyempurnaan melalui program regular di balai/direktorat terkait. Penyempurnaannya dalam bentuk penambahan/peningkatan kapasitas layanan air bersih karena tantangan di wilayah NTT adalah ketersediaan air,” tutur Widiarto. 

        Baca Juga: Ganjar Pranowo Masih Nyaman, Deklarasi NasDem Rupanya Tak Bisa Dongkrak Elektabilitas Anies Baswedan

        Program kegiatan pembangunan relokasi permukiman ini merupakan tindak lanjut dari perintah langsung Presiden Joko Widodo kepada Kementerian PUPR sebagai respons cepat terjadinya bencana Badai Seroja dan banjir bandang di NTT dan NTB pada 4 April 2021 lalu.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rena Laila Wuri
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: