Tak Salah Tetap Disanksi, Kubu Megawati dan Ganjar Pranowo Bermain Hati: Klarifikasi Itu Cuma...
Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus mencurigai akan manuver dari PDI Perjuangan baru-baru ini.
Dirinya menyoroti bagaimana partai wong cilik tersebut memberikan teguran untuk Ganjar Pranowo terkait dengan pernyataannya siap menjadi calon presiden di Pilpres 2024.
Baca Juga: Rencana Ganjar Pranowo Kembangkan Enam Bandara di Jateng Dinilai Tepat
Menurutnya hal ini tak masuk akal karena hal tersebut tak salah, PDI Perjuangan sendiri seharusnya tak memiliki alasan atas pemanggilan tersebut.
“Aneh sanksi tersebut. Bagaimana bisa sesuatu yang tidak salah tetapi diberi sanksi?” ujar Lucius kepada GenPI.co, Rabu (26/10).
Dirinya juga menduga pemberian sanksi tersebut hanya drama yang dibuat PDIP.
“Kemungkinan yang sebenarnya terjadi adalah pembicaraan soal peluang PDIP mengusung calon presiden. Hal tersebut sangat penting untuk dipertimbangkan,” tuturnya.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Disanksi Ternyata Bentuk Sandiwara Megawati? Pakar Psikologi Politik Sebut Alasannya
Selain itu, Lucius juga menduga ada pembicaraan soal peluang mengusung Ganjar dan kader PDIP lain yang sudah punya modal popularitas.
“Pemanggilan klarifikasi hanya strategi saja biar tidak memunculkan spekulasi dini kalau PDIP memanggil Ganjar untuk mendiskusikan pencapresan,” kata dia.
Dengah judul klarifikasi, menurut Lucius, ruang untuk berspekulasi soal peluang mengusung Ganjar Pranowo sedikit terhindarkan.
“Jadi, saya kira tujuan mengajak Ganjar berdiskusi soal pencapresan lebih pas untuk memaknai momen pemanggilan tersebut,” ucapnya.
Oleh sebab itu, diirnya menduga pemanggilan Ganjar tersebut hanya sekadar kamuflase saja.
Baca Juga: Kena Sanksi, Anak Buah Megawati Malah Nilai Ganjar Pranowo Dapat Angin Segar
“Dibikin seaneh mungkin, supaya publik sibuk membicarakan itu lalu melupakan isi pertemuan sesungguhnya,” ujar Lucius.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar