Bambang Tri Permasalahkan Nomor Ijazah SMA Presiden Jokowi, Djoko Wahyudi Beberkan Fakta Mencengangkan
Dalam buku Jokowi Undercover yang ditulis Bambang Tri Mulyono, ia mempermasalahkan mengenai nomor ijazah Presiden Jokowi.
Bambang Tri mengatakan bahwa nomor ijazah Presiden yaitu 008112 lebih besar dibandingkan dengan nomor ijazah Djoko Wahyudi yang diklaim Bambang adalah orang yang ijazahnya dicuri oleh Presiden.
Nomor Djoko Wahyudi sendiri adalah 008106, artinya berbeda enam angka dengan milik Presiden Jokowi.
Ahli hukum tata negara, Refly Harun pun menjabarkan hal ini melalui youtube channelnya, Rabu, (26/10/22).
“Tetapi sekali lagi yang menarik adalah nomor Djoko Wahyudi ini lebih kecil dibandingkan nomor ijazah Jokowi,” kata dia.
“Ini karena nama Djoko masih menggunakan ejaan lama yang dimulai dari huruf “D” sedangkan Presiden Jokowi sudah menggunakan ejaan baru yaitu dimulai dari huruf “J”,”tambahnya.
Sedangkan dalam Jokowi Undercover, Bambang Tri Mulyono mempermasalahkan Djoko Wahyudi yang punya nomor ijazah lebih awal dibanding Joko Widodo.
“Ini adalah hal yang tidak mungkin karena huruf awal dalam nama Djoko tidak menggunakan ejaan lama. Jadi jarak antara Djoko Wahyudi dengan Joko Widodo ada 6 nama,” jelas Refly.
Melihat penjelasan ini, harusnya tuduhan Bambang bisa terbantahkan, karena keduanya memiliki nomor ijazah yang berbeda. Dan perihal Djoko yang memiliki nomor lebih awal karena namanya dimulai dari huruf “D”.
Refly Harun juga mengatakan isu ijazah palsu Presiden Jokowi terlalu berlarut-larut, menurut Refly harusnya Presiden tinggal tunjukan saja ijazah aslinya.
“Tunjukan saja ijazah SD SMP SMA dan ijazah sarjananya maka The Game is over ya, the case will be close,” kata Refly melalui channel Youtubenya Rabu (26/10/22).
“Tapi selama ijazah aslinya tidak pernah ditunjukkan ke muka persidangan termasuk ke khalayak ramai maka tetap saja akan muncul spekulasi-spekulasi yang dapat merugikan banyak pihak,” tambah dia.
Sebagai gambaran bahwa ini informasi-informasi yang ia sampaikan adalah informasi yang apa adanya. Jadi yang ia inginkan adalah kebenaran bukan pembenaran.
Baca Juga: Refly Harun Sebutkan Kriteria Presiden Ideal yang Cocok Pimpin Indonesia di Masa Depan
“Jadi kalau kebenaran itu, ya kita sampaikan saja. Tetapi sekali lagi ya yang kita harus betul-betul lindungi dan awasi adalah pengadilan,” ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty