Mengaku Sempat Kecolongan, Kapolri: Kasus Ferdy Sambo Jadi Pertaruhan Bagi Polri
Polri mengaku sangat berhati-hati dalam menangani kasus pembunuhan berencana yang menewaskan Brigadir J. Aksi pembunuhan tersebut diotaki oleh Ferdy Sambo.
Bahkan, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pun mengatakan kehati-hatian ketika mengungkap penembakan Brigadir J.
Menurut Kapolri, berbagai masukan yang diterima memang kerap berubah dan berbeda. Dan hal itu membuat pihaknya harus betul-betul melhat dan menelaah secara baik, sebelum akhirnya mengambil sebuah keputusan.
Baca Juga: Netizen Salfok ke Tas Mewah JPU dalam Sidang Ferdy Sambo, Kejagung: Ternyata KW
"Komitmen kami apa yang terjadi di kasus FS (Ferdy Sambo) ini serius dan publik bisa menilai. Makanya kami hati-hati," kata Kapolri dikutip dari Youtube tvOneNews Sabtu, (29/10/2022).
Kapolri mengaku sempat kecolongan ketika mengungkapkan skenario Ferdy Sambo dan anteknya itu. Sebab dalam hal ini, Ferdy Sambo cs sempat berhasil menghilangkan barang bukti yang menjadi kunci terungkapnya kasus kematian Brigadir J.
Namun, berdasarkan hasil kinerja dari anggota tim yang dibentukanya secara perlahan-lahan kasus tersebut mulai terang benderang. Listyo mengatakan, ada alat bukti yang dapat mengendus penyebab kematian dari Brigadir J.
"Harus mengedepankan alat bukti dan ini jadi pertanggungjawaban proses sidang," terang Kapolri.
Kasus Ferdy Sambo menjadi pertaruhan Polri dalam mengungkap misteri dabalik skenario mantan Kadiv Propam Polri itu. Kapolri menegaskan tidak ada yang ditutupi termasuk transparansi, ketika menangani masalah ini.
"Kasus Sambo jadi pertaruhan Polri untuk mengungkap terang benderang kasus," kata dia.
Tak hanya kasus Ferdy Sambo, kini Polri juga seadng dihadapi oleh masalah lainnya seperti Tragedi Kanjuruhan Malang, dan Irjen Pol Teddy Minahasa yang terjeart narkoba. Sebuah pekerjaan rumah yang begitu besar bagi Kapolri saat ini. Tak mudah bagi Jenderal bintang empat sekarang menghadapi berbagai banyak cobaan yang menimpa Polri. Sigit berharap dengan adanya masalah-masalah ini, semua anggota dapat memetik pelajaran dan mengubah kebiasan buruk.
"400 ribu lebih anggota kita yang bekerja keras hanya gara-gara kasus ini tentunya berdampak besar," kata dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Lestari Ningsih