Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Cara Kerja Teknologi di Balik Blockchain dan Cryptocurrency

        Cara Kerja Teknologi di Balik Blockchain dan Cryptocurrency Kredit Foto: Indodax
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Mencari instrumen investasi menjadi langkah awal Jonas Sunandar, Founder dari Vorta Siber, perusahaan Blockchain dan Cryptocurrency untuk akhirnya terjun di dunia crypto. Dulu Bitcoin hanya seharga beberapa ribu rupiah, tetapi hari ini sudah seharga ratusan juta. Jonas pun penasaran dan akhirnya mulai mendalami blockchain.

        Jonas menjelaskan bahwa blockchain adalah digital mekanisme yang menyambungkan orang dengan orang, satu perusahaan dengan perusahaan lainnya atau entitas dengan entitas untuk saling bertukar dara. Mereka juga saling membagi data transaksi, dan data tersebut harus disebar ke semua orang secara asli, tidak boleh ada yang berubah.

        Baca Juga: Cara Menjadi Product Engineer dari Staff IT di Gojek, Gelar atau Skill Dulu?

        Dalam video YouTube bertajuk "KotaTalks 24: Teknologi di Balik Sistem Bitcoin", Jonas menjelaskan perbedaan Bitcoin dengan Emas adalah terletak pada value-nya. Nilai Bitcoin relatif selalu naik karena hanya ada 21 juta di seluruh dunia, sehingga mereka yang memiliki Bitcoin akan merasa eksklusif karena tak banyak orang yang bisa memiliki Bitcoin. Sementara Emas, hingga hari ini, orang-orang masih bisa menambang Emas.

        Kemudian, Jonas melanjutkan, cara kerja perputaran Bitcoin adalah saling tukar satu sama lain di Blockchain sehingga transaksi tersebut aman.

        Selain itu, Jonas juga menjelaskan bahwa Bitcoin dan Ethereum memiliki blockchain-nya tersendiri. Ia juga menjelaskan bahwa lebih baik memiliki Smart Contract agar cryptocurrency yang dimiliki bisa melakukan hal lain selain transfer atau trading, seperti misalnya membeli equipment game, dan projek lainnya.

        Bitcoin menjadi cryptocurrency yang lebih dipercaya karena sistemnya yang simpel, tetapi tidak diketahui siapa penemunya. Karena itulah Bitcoin lebih dipilih oleh banyak orang dibandingkan crypto lainnya.

        Jonas juga menuturkan bahwa pada dasarnya blockchain bisa dipakai di banyak industri karena transparansi transaksi datanya. Sayangnya, pemahaman masyarakat masih sangat awam mengenai blockchain.

        Lebih lanjut, Jonas menjelaskan bahwa mining atau menambang crypto membutuhkan GPU karena ada aritmatika yang kompleks untuk mendapatkan Bitcoin.

        Untuk karir di bidang blockchain atau cryptocurrency ada banyak sekali kesempatan karena makin banyak orang dan perusahaan yang terbuka mengenai blockchain, dan sadar akan keamanan data. Untuk cara belajarnya, Jonas menyarankan untuk mematangkan logika dan critical thinking terlebih dahulu. Karena apapun yang dipelajari, akan bermuara pada pemahaman logika dan pemikiran kritis.

        Setelah itu, carilah mentor karena dunia blockchain di Indonesia masih belum memiliki banyak komunitas untuk mendukung sektor ini. Oleh karena itu, bergabunglah dengan komunitas di luar negeri. Yang terpenting adalah memiliki dasar yang kuat pada fundamental coding.

        Video lengkapnya:

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: