BBM Swasta Lebih Murah, Mulyanto PKS Desak Ahok Lebih Aktif Mengawal Pertamina: Masak Kalah dengan Swasta?
Publik menyoroti perbandingan harga BBM swasta yang akhir-akhir ini turun dan lebih murah dari apa yang dijual oleh Pertamina.
Mengenai hal ini, Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto mendesak direksi dan komisaris Pertamina lakukan efisiensi agar dapat menekan harga jual BBM-nya. Dengan begitu, harga jual BBM Pertamina dapat bersaing dengan BBM operator swasta.
Komisaris Pertamina menurut Mulyanto, memegang peranan sangat penting dalam menata manajemen perusahaan agar lebih efektif dan efisien.
"Komisaris harus mendorong Pertamina meningkatkan efisiensi manajemennya agar harga bbm non subsidinya kompetitif. Masak Pertamina kalah dengan swasta yang tidak diback-up secara langsung oleh Pemerintah. Ahok perlu lebih aktif mengawal kerja Pertamina agar lebih baik," kata Mulyanto dalam keterangan resmi yang diterima redaksi wartaekonomi.co.id, Kamis (3/11/22).
Mulyanto juga mendesak aga direksi dan komisaris Pertamina lakukan efisiensi agar dapat menekan harga jual BBM-nya. Dengan begitu, harga jual BBM Pertamina dapat bersaing dengan BBM operator swasta.
Mulyanto bahkan meminta agar Pertamina mempelajari rumus hitung-hitungan harga BBM swasta yang mana dinilai lebih murah dan kompetitif.
"Kalau mau adil, Pertamina harus evaluasi model penghitungan harga jual BBM selama ini. Sebab rumus yang ada sekarang terbukti tidak efisien sehingga harga jual BBM Pertamina lebih mahal daripada BBM swasta. Ini bisa membahayakan keberadaan Pertamina sendiri," kata Mulyanto.
Terkait hitung-hitungan harga BBM ini, Mulyanto mengklaim bahwa DPR sudah lama meminta kepada Pertamina untuk membuka hitung-hitungan harga jual BBM baik yang subsidi maupun yang umum.
Hanya saja menurut Mulyanto, sampai sekarang Pertamina tidak dapat menjelaskan secara utuh. Sehingga soal harga jual BBM Pertamina ini tidak bisa diperkirakan secara objektif.
"Saat ini Pertamina menjual BBM subsidi dan umum. BBM subsidi hanya solar dan pertalite. Jadi BBM lainnya seperti Pertamax bukanlah BBM bersubsidi. Karena BBM jenis umum, maka harganya mengikuti mekanisme pasar. Kalau mengikuti harga pasar maka harga jualnya harus kompetitif. Kalau tidak maka akan ditinggal pelanggannya," kata Mulyanto.
Mulyanto menjelaskan seharusnya Pertamina dapat lebih baik dari operator swasta.
"Yang menarik kasus Revvo 89 yg pernah dijual lebih murah dari premium-90, yang notabene bbm bersubsidi. Begitu juga yang terjadi dengan BBM dari Shell,
Berarti Shell dan Vivo lebih efisien manajemen bisnisnya. Karena ini kan mengikuti mekanisme pasar. Kalau pertamax mahal tentu akan kurang diminati masyarakat. Dalam jangka panjang akan merugikan Pertamina," tandas Mulyanto.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto