Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Peternak Diminta Waspada, Setelah PMK Kini Penyakit Kulit Benjolan Menyerang Sapi

        Peternak Diminta Waspada, Setelah PMK Kini Penyakit Kulit Benjolan Menyerang Sapi Kredit Foto: Antara/Raisan Al Farisi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta peternak mewaspadai ancaman penyakit Lumpy Skin Disease (LSD)/ penyakit kulit benjolan. Terutama setelah ditemukannya kasus LSD di Kendal, Jawa Tengah.

        “Dua minggu lalu kasus LSD sudah dilaporkan masuk di Kendal, Jawa Tengah. Maka kita harus segera melakukan langkah-langkah antisipatif dan membangun kewaspadaan, jangan sampai LSD masuk Jatim,” kata Khofifah di Surabaya, kemarin.

        Khofifah pun meminta seluruh kepada daerah dan kepala dinas peternakan kabupaten/kota di Jatim  mengambil tindakan konkrit untuk mengantisipasi penyakit LSD.

        Langkah konkret yang dimaksud adalah dengan mempercepat vaksinasi LSD pada sapi perah maupun sapi potong di Jatim. Utamanya, apabila ada sapi yang terindikasi terinfeksi LSD atau sudah tertular dengan vektornya, ia berharap segera dilakukan tindakan nyata salah satunya memberikan vaksin.

        “Belajar dari penyakit Mulut dan Kuku (PMK), sebaiknya sapi di Jatim segera divaksin baik sapi potong maupun sapi perah,” ujarnya. Khofifah mengatakan penyebaran penyakit ini berbeda dengan PMK.

        Penyakit PMK penyebarannya melalui udara, sedangkan LSD ditularkan oleh vektor meliputi nyamuk, lalat penghisap darah dan juga caplak. Kemudian, dampak yang ditimbulkan timbul nodul 1-7 cm yang biasanya ditemukan pada daerah leher, kepala, kaki, ekor dan ambing.

        Pada kasus berat kata dia nodul-nodul ini dapat ditemukan di hampir seluruh bagian tubuh. Munculnya nodul ini, lanjutnya, biasanya diawali dengan demam hingga lebih dari 40,5 derajat celcius. Nodul pada kulit tersebut jika dibiarkan akan menjadi lesi nekrotik dan ulseratif.

        Tanda klinis lainnya yaitu lemah, adanya leleran hidung dan mata, pembengkakan limfonodus subscapula dan prefemoralis, serta dapat terjadi oedema pada kaki. Selain itu, LSD juga dapat meyebabkan abortus, penurunan produksi susu pada sapi perah, infertilitas dan demam berkepanjangan hingga mengenai daging sapi.

        “Informasi yang kami dapat penyakit LSD ini cepat sekali menular dari kandang hewan sapi, dibandingkan dengan sapi lepas atau extensi,” katanya.

        Meskipun tidak bersifat zoonosis atau tidak menular kepada manusia, Khofifah menegaskan, LSD berpotensi menimbulkan kerugian yang besar. Kerugian yang ditimbulkan sapi antara lain kehilangan berat badan karena hewan tidak bernafsu makan, kehilangan produksi susu, mandul pada sapi jantan dan betina, keguguran dan kerusakan pada kulit.

        “Kalau sapi sudah terinfeksi LSD maka akan kehilangan nafsu makan, sehingga dagingnya menurun, selain itu dan susunya tidak bisa diproduksi lagi,” tuturnya.  

        Pemberian vaksin untuk mencegah penyebaran penyakit LSD kepada sapi memang menjadi langkah konkrit yang harus ditempuh. Akan tetapi, stok vaksin untuk sapi di Jatim agar terhindar dari penyakit LSD masih dalam proses pengajuan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Boyke P. Siregar
        Editor: Boyke P. Siregar

        Bagikan Artikel: