Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kisah Sukses Petani Milenial, Rela Lepas Gaji Rp12 Juta Demi Jadi Petani Jamur Tiram

        Kisah Sukses Petani Milenial, Rela Lepas Gaji Rp12 Juta Demi Jadi Petani Jamur Tiram Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Sejumlah petani milenial ikut memamerkan produk unggulannya di Pasar Pasisian Leuweung Tahura Juanda yang digelar di Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung.

        Opik, salah satu peserta program Petani Milenial Jabar yang berpartisipasi di Pasar Pasisian Leuweung Tahura sangat senang dapat memamerkan produknya, yaitu jamur tiram. Ia juga bersyukur telah mengikuti program Petani Milenial yang digagas Pemdaprov Jabar

        Baca Juga: Pendapatan Petani Sawit Lebih Tinggi dari Nonsawit, Ini Buktinya!

        Opik mengaku pada awalnya bekerja di Jakarta dengan gaji Rp10-12 juta per bulan. Namun karena di kampungnya, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, orang tuanya tidak memiliki pekerjaan tetap, Opik memutuskan pulang dan memulai merintis usaha bersama keluarga.

        "Saya kirim uang ke orang tua, tapi (uangnya) habis terus. Sehingga saya memutuskan untuk pulang kampung membuka usaha bersama keluarga, sehingga semuanya terlibat," kata Opik kepada wartawan di Bandung, Senin (14/11/2022)

        Opik memiliki dua orang kakak yang juga hanya bekerja sebagai tukang ojek. Ia lebih beruntung karena bisa mendapatkan beasiswa sekolah di salah satu politeknik di Bandung. Ia kemudian melakukan survei dan memilih untuk membudidayakan jamur tiram.

        Baca Juga: Petani Kabupaten Bandung Barat Ekspor Tanaman Hias ke Tiga Benua Senilai Rp5 Miliar

        "Saya lulusan politeknik, teknik elektro, sama sekali tidak ada basic bertani. Namun karena tekad akhirnya bisa," ujar dia. 

        Opik mengaku memulai menanam jamur tiram sejak 2014, dan kini semakin berkembang setelah mengikuti program Petani Milenial. 

        Kini penghasilannya sudah cukup. Bahkan orang tua, kakak dan para tetangganya kini bisa ikut bersama-sama membudidayakan jamur tiram. Berkat dirinya, bukan hanya keluarga, namun para tetangganya pun bisa menikmati hasil dari pertanian jamur tiram.

        Seperti diketahui, Pasar Pasisian Leuweung Tahura digagas Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jabar. Ini merupakan upaya Disperindag untuk semakin mengenalkan dan memasarkan produk petani milenial. 

        Baca Juga: Berawal dari Iseng, Milenial Bekasi Bernama Diah Fadilah ini Sukses Jadi Konten Kreator

        Selain produk petani milenial, Pasar Pasisian juga menghadirkan produk UMKM dari kelompok tani hutan, serta hasil produksi hutan di Jabar. 

        "Dinas Perindutrian dan Perdagangan Jabar serius membantu memasarkan produk petani milenial. Bahkan akhir tahun ini kami membuka tiga lokasi untuk dapat digunakan para petani milenial," kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat, Eem Sujaemah. 

        Baca Juga: The Magnificent Garut Jadi Ajang Promosi Budaya Jabar ke Dunia Lewat Fesyen di Forum G20

        Dia menyebutkan, ada tiga lokasi baru yang sudah dipersiapkan bagi petani milenial, yakni di Yogya Kepatihan Kota Bandung, PT KAI Daop 2 Bandung, dan Mal Botanic Square di Kota Bogor.

        "Ke depan pada 2023, Disperindag Jabar juga akan melakukan kurasi kepada petani milenial, untuk membantu memasarkan produknya ke mancanegara atau untuk ekspor," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: