Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan meski di tengah situasi dunia yang sedang mengalami banyak tantangan, kemitraan ASEAN dan India yang saat ini telah memasuki usia ke-30 diharapkan dapat mendorong penyelesaian berbagai tantangan yang terjadi terutama untuk pangan, kesehatan, dan stabilitas di kawasan khususnya kawasan Indo-Pasifik.
Demikian disampaikan Presiden Jokowi yang turut didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam KTT ASEAN dan India ke-30 yang digelar di Phnom Penh, Kamboja, kemarin.
Jokowi menjelaskan bahwa kemitraan ASEAN-India dapat difokuskan pada tiga hal yakni menjadikan kawasan Indo-Pasifik sebagai kawasan yang stabil, damai dan sejahtera, serta kerja sama di bidang kesehatan dan pangan.
“Indo-Pasifik adalah kawasan yang strategis, maka kawasan ini tidak luput dari rivalitas yang jika tidak dikelola dengan baik akan dapat menjadi konflik terbuka. ASEAN – India harus dapat menjadi guardian bagi stabilitas dan kemakmuran di Indo-Pasifik,” Kata Jokowi.
Terkait kerja sama di bidang pangan, Presiden Jokowi menyampaikan salah satu penyebab terjadinya krisis pangan yakni adanya krisis pupuk. Berdasarkan laporan yang dirilis oleh Global Crisis Response Group (GCRG) disebutkan bahwa jika krisis pupuk terjadi maka akan berdampak pada produksi beras tahun depan dan mempengaruhi lebih dari 3 miliar orang.
“ASEAN-India harus menjadi pendorong agar krisis pupuk dapat dihindari,” tegas Jokowi. Sebelumnya Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan pemerintah Indonesia mendorong negara-negara G20 untuk menghasilkan kesepakatan konkret dalam mengatasi krisis pangan global.
Kunci utama untuk mengatasi krisis pangan global adalah bersatu dan berkolaborasi sehingga ditemukan solusi secara bersama-sama. Keberlangsungan Presidensi G20 Indonesia diyakini akan dapat mendorong terciptanya solusi bagi berbagai krisis global, termasuk kesepakatan ketersediaan pangan sehingga akan mengatasi ancaman krisis pangan global.
“Apa yang ingin saya katakan bahwa kerjasama dunia dalam menghadapi krisis pangan ini mutlak dilakukan karena tidak ada satu negara yang punya kemampuan sendiri. Inilah yang juga akan bersoal secara global," ujar Syahrul saat menjadi pembicara pada Global Food Security forum.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait: