Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Soal Pernyataan Ustaz Bachtiar Nasir soal Dikit-Dikit Demo, Loyalis Pro 212: Seolah Mendelegitimasi Aksi 212

        Soal Pernyataan Ustaz Bachtiar Nasir soal Dikit-Dikit Demo, Loyalis Pro 212: Seolah Mendelegitimasi Aksi 212 Kredit Foto: Antara/Aruna/Adm/ama.
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Mantan Ketua Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI Ustadz Bachtiar Nasir menyayangkan adanya aksi 'dikit-dikit demo' dan menganggap cara ini adalah cara lama.

        Hal itu terlihat dalam sebuah potongan video yang diunggah di Koma Indonesia. Tak dijelaskan pasti, apakah konteks pernyataannya dikaitkan dengan rencana Reuni Persaudaraan Aksi 212 yang akan digelar pada 2 Desember mendatang.

        Bachtiar Nasir curiga kalau orang yang 'dikit-dikit demo' berarti ia sudah punya penghasilan dari menggerakan demo.

        "Saya kenapa gak mau terlibat terlalu banyak, dikit-dikit demo-dikit dikit demo, saya melihat kalau orang mau demo terus berati sudah ada penghasilan tuh di situ. kalau orang sudah sering mengerjakan sesuatu dan lama hanya di situ mainnya berati dia punya penghasilan disitu," 

        "Kalau orang beneran kan kapan kerjanya?," kata Bachtiar Nasir.

        "Sesekali oke lah untuk sesuatu yang besar, tapi kalau dikit dikit demo dikit demo berarti ada penghasilan ini disini. Kasian dong yang ga punya penghasilan dari situ diajak demo mulu, dan harus kebenaran yang harus kita angkat dan kedepan kita berpikir cerdas, ini bukan 2016 bro. Di WA ngamuk2nya masih cara 2016, jangan gampang lah kita dipengaruhi.

        Sementara itu, loyalis pro Kelompok 212 Ahmad Khozinudin menyatakan bahwa itu adalah video lama

        "Beredar kembali kutipan pernyataan Ustadz Bachtiar Nashier (UBM) yang mempersoalkan kegiatan demo dengan narasi 'dikit-dikit demo' dan kesimpulan yang terbiasa demo mendapatkan penghasilan dari demo. Potongan video berdurasi 40 detik ini diunggah kembali dua pekan lalu oleh akun Youtube INSAN KAMIL TV," jelasnya.

        Menurutnya, ini adalah video reupload dan merupakan potongan dari video berdurasi 2 Jam 31 Menit 36 Detik, yang diunggah di akun Youtube Bachtiar Nashier dalam Kajian Tadabur Al Qur'an Tematik berjudul 'Fajar Adalah Tanda Alam', sebuah kajian ayat suci Al Qur'an yang membuka ruang tanya jawab dengan peserta kajian yang tergabung dalam forum zoom meeting.

        "Dalam video asli, pada sekitar menit ke 2.13.00 dan seterusnya, UBM menyampaikan pernyataan soal demo ini, menanggapi pertanyaan dari peserta kajian," tegasnya.

        Ia menyarankan agar tak menafsirkan secara sempit, publik diminta melihat secara utuh video kajian UBM yang berdurasi 2 Jam 31 Menit 36 Detik. 

        "Namun, khusus untuk potongan video yang beredar viral terutama melalui sejumlah GWA, perlu memperhatikan konteks video dengan analisis sebagai berikut:

        Pertama, video ini dipotong dan diambil hanya yang berkaitan dengan demo, yang substansinya mendelegitimasi aktivitas demonstrasi. Padahal, dalam waktu dekat akan ada rencana gelaran Reuni 212 yang akan dilaksanakan pada bulan Desember 2022.

        Apalagi, di sejumlah grup WA penulis mendapati para buzzer (pendukung rezim) yang pertama kali mengedarkan video ini disertai komentar nyinyir. Patut diduga, video potongan ini diedarkan dengan motif ingin menggembosi rencana aksi Reuni 212.

        Sebelumnya, juga beredar video pernyataan yang mengatasnamakan masyarakat tertentu, yang menolak penyelenggaraan Reuni 212. Tentu, antara video satu dengan yang lain tidak dapat dipisahkan dari motif adanya upaya ingin menggagalkan rencana aksi 212.

        Kedua, terlepas hanya video potongan namun pernyataan UBM soal 'dikit-dikit demo' ini harus diluruskan. Terutama, tidak semua yang ikut demo motifnya ingin mendapatkan penghasilan, meskipun ada fakta sebagian demo ada yang bersifat bayaran.

        Bahkan, banyak peserta demo yang justru mengeluarkan kocek (biaya) dari kantong pribadi untuk setiap pelaksanaan aksi demonstrasi, baik untuk biaya bensin motor/mobil, tiket kereta/bus/angkot, hingga persiapan konsumsi dan uang jajan di lokasi demo.

        Ketiga, dalam konteks demo, logika setiap yang dilakukan secara berulang kuat dugaan karena mendapatkan bayaran atau dijadikan sarana untuk mencari penghasilan, tidak bisa dipertanggungjawabkan. Sebab, kalau logika ini diterapkan secara umum bisa kacau.

        "Terakhir, polemik pernyataan UBM ini sebaiknya diakhiri. Lebih baik umat fokus dengan agenda dakwah. Yang mau ikut dakwah, ikut demo, alhamdulillah. Yang fokus membina umat dengan kajian, silahkan. Kita saat ini butuh sinergi, dengan saling menopang dan menguatkan. Bukan malah saling menafikan dan mendelegitimasi," kata pengacara Gus Nur Sugi tersebut.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: