Isu Khilafah Mulai Dimainkan Lagi, Refly Harun Bongkar Kenapa Anies Baswedan Selalu 'Dibusuk-busukkan' Pihak Lawan: Dia Simbol Perubahan!
Anies Baswedan kembali dapat “serangan” dengan kabar tersebarnya selebaran khilafah yang menyatut namanya. Hal ini pun dijadikan bahan serangan oleh pihak yang memang tak suka dengan dirinya tau mengambil posisi kontra pada oposisi.
Mengenai hal ini, Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun angkat suara. Refly mengungkapkan bahwa terkait dengan pertarungan rezim dan oposisi.
“Ini analisis saya, sekarang ini sedang bertarung yaitu rezim dan para pengikutnya dengan mereka yang berharap ada perubahan,” ujarnya melalui kanal Youtube miliknya, dikutip Selasa (22/11/22).
Menurut Refly, saat ini sosok yang melekat sebagai representasi dari keinginan rakyat untuk melakukan perubahan adalah Anies Baswedan.
Ini berdasar pada Anies yang bersaing ketat dengan dua kandidat lainnya yang berasal dari rahim penguasa yakni Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
“Perubahan itu disimbolkan for the time being dalam sistem Pilpres 2024 oleh Anies Baswedan, karena di antara 3 calon yang disebut dialah representasi dari Change atau perubahan,” ungkap Refly.
Situasi ini menurut Refly tidak dikehendaki penguasa atau kubu istana yang merasa mereka telah berhasil dalam memimpin negeri ini.
Refly menilai angin perubahan sangat kuat mengarah ke Anies Baswedan dengan selalu adanya lautan manusia saat Anies melakukan kunjungan ke berbagai tempat. Kondisi ini menurut Refly tak menguntungkan istana dan para pengikutnya sehingga butuh upaya untuk menjegal laju angin perubahan yang saat ini ada di Anies Baswedan.
“Apakah Anies didukung rakyat? For the time being, iya. Kalau kita lihat bagaimana sambuta rakyat ketika dia bersafari ke daerah-daerah. Kalau the angin perubahan ini makin besar, maka kekuasaan istana makin kecut. Karenanya dia membutuhkan sebuah langkah untuk memblok angin perubahan ini,” jelas Refly.
Refly pun menegaskan hal ini berlaku di bagian dunia manapun di mana pihak penguasa dengan keyakinannya tidak ingin ada perubahan, sementara rakyat sudah merasa perlu ada perubahan.
“Ini cerita kekuasaan dimanapun di dunia ini. Kekuasaan itu tidak pernah mau dengan yang namanya perubahan, sementara rakyat yang tidak puas dengan pemerintahan selalu ingin perubahan. Apakah ada yang tidak ingin perubahan? Banyak juga,” jelasnya.
Baca Juga: Ikut Kecam Hinaan Terhadap Istri Presiden Jokowi, Refly Harun Curhat: Kayak Saya Dikatain 'Monyet!'
“Anies sekali lagi dianggap representasi dari perubahan itu sendiri,” tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto