Selalu Ingat Pesan Ayahanda, Erick Thohir: Kalau Mau Dihargai Orang Lain, Harus Menghargai Orang Lain Dahulu
Menteri BUMN, Erick Thohir telah lama dikenal sebagai pengusaha ulung dengan sepak terjang menggunung. Sebelum menjabat sebagai Menteri BUMN, Erick sudah langsung diminta Presiden Joko Widodo untuk mengelola BUMN, meski Erick sendiri mengakui bahwa mengelola BUMN sangatlah berat.
Tetapi, untunglah dari 12 program yang diminta Jokowi, dalam 8 bulan pertama dituntaskan oleh Erick. Strategi Erick adalah dengan memastikan check and balance kepemimpinan BUMN dari segi komisaris ataupun direksi harus seimbang antara laki-laki dan perempuan, serta merekrut orang-orang di bawah usia 42 tahun agar ada regenerasi.
Baca Juga: Gelar Pesta Rakyat, Rencana Erick Thohir Gandeng UMKM Di Pernikahan Kaesang Diapresiasi
Erick melanjutkan, dalam video YouTube "Pak ETho Mainnya Jauh Banget Ya? Sampai Beli Intermilan, 76ers dan DC United! | Helmy Yahya Bicara" kondisi perekonomian saat ini yang masih recovery pasca Covid-19, ditambah supply chain yang terganggu, serta resesi tahun 2023 di depan mata, Indonesia perlu payung sebelum hujan.
Erick berujar bahwa pada saat ini kondisi ekonomi Indonesia sudah sangat bagus, dan ia berharap tidak ada disrupsi di tahun depan.
"Saya rasa yang terpenting hari ini justru semua harus bersatu menyelesaikan problem-problem ini," papar Erick.
Oleh karena itu, ketika ditanya perihal Pilpres 2024, Erick hanya ingin memperbaiki tugas-tugasnya sesuai dengan visi presiden dengan memperbaiki BUMN.
Dalam mendidik anak-anaknya, Erick hanya mengenalkan tiga hal, yaitu pembangunan karakter, kasih sayang dan pendidikan. Erick berkaca kepada almarhum sang ayah, Muhammad Thohir yang menanamkan karakter dan pemikiran.
Sejak kecil, setiap kali sang ayah mendapatkan bonus sebagai salah satu founder Astra, ayahnya selalu merencanakan untuk pergi ke luar negeri. Bukan untuk belanja, melainkan mempelajari budaya bangsa lain. Erick dan keluarganya yang lain akan diajak berkeliling museum. Ayahnya juga mengajari Erick bahwa uang bukanlah segalanya, tetapi kapabilitas kita yang akan dihargai oleh orang lain.
"Kalau kamu mau dihargai orang lain, kamu harus menghargai orang lain dulu," ujar Erick mengutip nasihat sang ayah.
Sementara ibunya mendidik Erick sangat keras dan disiplin. Mulai dari jam tidur, bangun tidur dan waktu belajar. Karena itulah, Erick tidak berharap anak-anaknya akan menjadi dia karena ia paham karakter anak-anaknya sangat berbeda. Yang terpenting bagi Erick adalah anak-anaknya memiliki pendidikan yang baik dan karakter yang baik, serta diterima secara sosial. Namun, ada satu hal yang diminta Erick oleh anak-anaknya yaitu harus mempunyai uang.
"Karena kalau tidak akan merepotkan semua orang," ujar Erick.
Erick sejak SD dan SMP bersekolah di sekolah Katolik karena saat itu pendidikan di sana sedang bagus-bagusnya. Namun, saat SMA, Erick bersekolah di SMA Negeri dengan harapan orang tuanya, Erick mampu memahami perbedaan. Tetapi tak dianya, Erick malah ikut tawuran hingga gegar otak. Erick bahkan pernah ranking 42 dari 44 siswa. Erick kemudian melanjutkan kuliah di Amerika. Awalnya, ia mengambil arsitektur tetapi akhirnya mengambil bisnis.
Lebih lanjut, Erick juga menuturkan ada dua hal terbaik yang dimiliki oleh Indonesia, yaitu Demografi Indonesia yang memiliki banyak anak muda adalah potensi besar kedepannya.
Selain itu, Market yang besar di Indonesia juga harus dimanfaatkan. Jangan malah market Indonesia yang besar menjadi ekosistem negara lain. Kita harus membangun ekosistem kita sendiri.
Meski demikian, Erick mengakui bahwa terkadang birokrasi di Indonesia sangat sulit mengenai perizinan bisnis. Sehingga, Erick pun menuturkan bahwa harus dilakukan reformasi total.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: