Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Konflik CZ dan SBF, Lelucon Terbesar di Dunia Kripto

        Konflik CZ dan SBF, Lelucon Terbesar di Dunia Kripto Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Skandal yang melanda FTX tak lepas dari konflik antara sang CEO, Sam Bankman-Fried (SBF), dengan Bos dari bursa kripto Binance, Changpeng Zhao (CZ).

        Pada awal peluncuran FTX, Binance mengumumkan akan berinvestasi secara strategis di FTX dan menahan FTT untuk jangka panjang. Sementara FTX akan menyuntikkan likuiditas ke Binance dan platform OTC-nya. Menjadi sekutu untuk maju bersama.

        Seiring waktu, valuasi dari FTX melonjak dengan cepat dan mengalahkan Binance. Saat itu, CZ menyatakan bahwa Binance telah keluar dari ekuitas FTX.

        Sekutu pada akhirnya berubah menjadi saingan, yang dimulai sejak keruntuhan ekosistem Terra LUNA. Saat itu, SBF mengatakan akan membantu Three Arrows Capital untuk keluar dari kebangkrutan, dampak keruntuhan Terra.

        Menanggapi hal tersebut, Zhao mempertanyakan apakah SBF memiliki dana yang cukup. SBF justru mengkritik bahwa Bos Binance tersebut tidak tahu hukum. Sejak saat itu, kedua petinggi secara resmi saling bersaing.

        Terbaru, Zhao memutuskan untuk melepas kepemilikan token FTT di Binance, karena adanya kekacauan di neraca perusahaan perdagangan FTX, Alameda Research. Saat ini, pihak FTX mengklaim bahwa perusahaan telah mengalami serangan peretasan, tepat di hari perusahaan mengajukan kebangkrutan di pengadilan AS.

        Berkat skandal tersebut, harga token asli FTX, FTT, terjun bebas lebih dari 70 persen dan tampak sulit untuk pulih kembali karena perusahaan di baliknya telah bangkrut.Perseteruan terbaru antara SBF dan CZ membuat jagat kripto menjadi panik, memicu aksi jual besar-besaran untuk beberapa kripto utama seperti Bitcoin (BTC) dan Ether (ETH).

        Efek domino pun akhirnya terjadi dari skandal FTX, menghantam beberapa proyek seperti Solana, Serum, BlockFi dan lainnya.

        Krisis kepercayaan pun menjadi sorotan utama, melihat banyaknya aksi pemindahan kripto dari dompet FTX. Investor khawatir akan keamanan dan manajemen aset mereka di dompet panas bursa kripto.

        Bahkan, beberapa investor melontarkan komentar dengan nada bercanda bahwa, ancaman terbesar terhadap bursa terpusat (CEX) bukan lagi peretas, tetapi pendirinya. Kisah Binance yang sempat ingin mengakusisi FTX, yang artinya mendominasi pasar kripto, telah menjadi lelucon desentralisasi terbesar di pasar saat ini.

        Di sisi lain, mengutamakan keamanan dan desentralisasi, bursa kripto CoinEx hadir dengan track record terbaik karena tidak pernah mengalami masalah selama perjalanannya.

        Tidak seperti investor Binance dan FTX yang tampak lebih terfokus pada keuntungan, CoinEx mengusung konsep berbeda yang mengutamakan kualitas bagi pelanggan, serta berfokus pada desentralisasi yang menjadi elemen kunci dari blockchain dan aset kripto.

        “Tujuan desentralisasi adalah untuk memberdayakan orang di seluruh dunia untuk menaiki tangga sosial. Inilah yang dianjurkan dan dipraktikkan oleh CoinEx,” jelas founder CoinEx Haipo Yang.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Boyke P. Siregar
        Editor: Boyke P. Siregar

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: