Refly Harun Sarankan Masyarakat Lebih Lihat Sisi Substantif Dibandingkan Hanya Ribut Siapa yang Pintar Bicara dan Siapa yang Pintar Marah
Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun memberikan tanggapannya soal isu tokoh politik yang disebut ‘pintar bicara’ dan ‘pintar marah.
Eks Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok diketahui pernah mengungkapkan curahan hatinya atas serangkaian peristiwa dan perjalanan hidup yang ia lalui, termasuk ketika kalah dalam Pilgub DKI 2017 lalu.
Masih kata Ahok, ia mengatakan turun jabatan tidak mungkin akan berlaku oleh 'si pinter ngomong'. Diduga sindiran Ahok tersebut ditujukan kepada Anies Baswedan.
Pernyataan Ahok ini pun langsung dibalas oleh eks Wakil Presiden Jusuf Kalla. Ia bahkan menduga hal ini pula yang membuat Anies Baswedan bisa meraih banyak simpati publik.
"Kalau boleh mengatakan, kenapa Anies ini (disenangi publik) karena cara dia berbicara," tutur JK.
Wapres yang pernah mendampingi SBY sekaligus Presiden Joko Widodo itu tak menampik kemampuan berbicara serta mencitrakan diri dengan baik sangat penting dalam dunia politik.
"Walaupun dikatakan oleh Ahok, 'Wah karena pintar bicara, pintar ngomong'. Ya (lebih) mana suka, yang pintar bicara atau pintar marah? Ahok kan marah," pungkas JK.
Refly kemudian mengingatkan agar sebagai rakyat kita bisa melihat dan menilai hal-hal yang substantif.
“Tentu kita tidak ingin hal-hal seperti itu (masalah pintar ngomong) yang menonjol ya. Saya juga heran ya, kenapa kemudian orang selalu mempermasalahkan yang menurut saya hal-hal yang justru kelebihan,” kata dia.
“Menurut saya seharusnya perdebatan kita pada hal-hal yang lebih substantif, jangan hal-hal yang tidak substantif,” tambah dia.
“Berputar-putar hanya pada Ahok cuma bisanya marah, Anies cuma bisanya ngomong. Ya hal-hal itu nggak substantif,” jelas Refly.
Menurut dia yang substantif itu adalah apa yang sudah dikerjakan Anies dan apa yang sudah dikerjakan Ahok. Lalu bagaimana dampaknya bagi warga Jakarta.
“Lalu tidak baiknya di mana? Ya carilah, kalau seandainya memang terbukti korupsi berarti tidak baik ya kan. Jadi baik itu selama dia tidak terbukti atau tidak dinyatakan sebagai terpidana korupsi”, ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty