Sering Dinilai Negatif, Rocky Gerung Sebut Politik Identitas Justru Sangat Diperlukan oleh Bangsa Indonesia
Pengamat politik sekaligus akademisi, Rocky Gerung punya pemikiran berbeda terkait politik identitas.
Akhir-akhir ini, politik identitas ramai dikaitkan dengan nama bakal calon presiden (bacapres) Nasdem, Anies Baswedan.
Terminologi kata politik identitas juga seakan-akan sebagai hal yang negatif, mengingat awal munculnya pada Pilkada 2017 dan dikaitkan pula dengan kasus penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Baca Juga: Respons Keras Rocky Gerung Dengar Pesan Jokowi: Masa Mainin Politik Identitas? Biarin Anies...
“Indonesia masuk dalam terminologi yang biasa disebut antropologi keyakinan. Nantinya keyakinan itu mendahului kalkulasi rasional dan itu bagian dari masyarakat Timur umumnya,” kata Rocky.
Menurut dia, ketidak tahuan Presiden Jokowi dan kabinetnya membuat akhirnya politik identitas digunakan sebagai hal yang negatif.
“Padahal politik identitas diperlukan sebagai alternatif bila kemacetan dalam politik formal berlangsung. Nah itu sebetulnya sinyal bahwa pemerintah sendiri gagal karena Jokowi sendiri, dia gagal dan dia tidak bisa menerangkan apa fungsi demokrasi,” jelas Rocky.
“Akhirnya hanya jalan pintas, ya lalu dia halangi orang berpolitik dengan identitas (politik identitas) tadi,” tambah diai.
Rocky juga menyinggung di masa kepemimpinan Jokowi banyak orang menganggap bahwa keadilan itu tidak bisa dihasilkan oleh sistem demokrasi. Padahal demokrasi dimaksudkan untuk meratakan keadilan.
“Tapi yang terjadi demokrasi yang dibajak oleh oligarki menyebabkan rakyat terutama politik muslim menganggap bahwa kita pergi pada Khilafah aja. Karena misalnya menilai lebih jelas aturan keadilan dalam Islam,” kata dia.
“Pak Jokowi nggak bisa menerangkan, kabinet nggak bisa terangkan itu. Yang bisa mereka lakukan hanya menghalangi politik identitas.,” tambahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty