Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Respons Keras Rocky Gerung Dengar Pesan Jokowi: Masa Mainin Politik Identitas? Biarin Anies...

Respons Keras Rocky Gerung Dengar Pesan Jokowi: Masa Mainin Politik Identitas? Biarin Anies... Kredit Foto: Instagram/Rocky Gerung
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat politik Rocky Gerung merespons pesan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar para calon presiden dan calon wakil presiden tidak menggunakan politik identitas atau politisasi agama di pemilu 2024.

Rocky menduga bahwa pesan itu ditujukan kepada mantan Gubernur DKI Jakarta yang juga bakal capres 2024, Anies Baswedan.

Baca Juga: Disebut Tebar Kebencian, Teddy Gusnaidi Kasih Balasan: Anies Baswedan Tidak Sehebat yang Disebarkan. Jangan Sampai Dibodohi!

"Itu ajaib juga kan kalau kita bongkar logikanya, ok tidak boleh poltik identitas, maksudnya siapa? pasti Anies," ujar Rocky di akun YouTubenya Rocky Gerung Official, dikutip Suara.com, Jumat (25/11/2022).

"Kenapa muslim berarti nggak boleh orang Islam berpolitik. Artinya orang Islam juga nggak boleh jadi presiden kan ngaco. Jadi yang boleh siapa? Kristen, Hindu, Budha itu justru yang memancing pertengkaran politik identitas," sambungnya.

Rocky mengingatkan seharusnya tidak boleh selundupkan kepentingan politik dalam terminolog. Menurutnya, hal tersebut justru berbahaya karena seolah tidak boleh ada yang beragama.

"Jadi jangan selundupkan kepenting potlik di dalam terminologi yang justru berbahaya. Ya mayoritas mau diapain. Jadi seolah-olah nggak boleh ada yang beragama," kata Rocky.

Rocky menyebut jika tidak boleh berpolitik identitas, sama saja seperti tak boleh beragama. "Kalau bilang tidak boleh berpolitik identitas artinya kan jangan pakai agama karena agama itu built in di dalam cara membayangkan masa depan," ucap Rocky.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: