- Home
- /
- News
- /
- Megapolitan
Heboh Tarif Sewa Hunian Kampung Bayam Dirasa Terlalu Tinggi, Loyalis Ganjar Salahkan Anies: Nggak Dipedulikan
Kampung Bayam mendadak jadi sorotan setelah hebh perihal penetapan tarif yang harus dibayar calon penghuninya.
Warga Kampung Bayam yang terkena relokasi imbas pembangunan Jakarta Internasional Stadium (JIS) di era kepemimpinan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta mengungkapkan keberatan dengan harga tarif yang dipatok oleh PT Jakarta Propertindo (JakPro) yang disebut senilai Rp1,5 Juta. Diketahui kini hal tersebut sudah direvisi sehingga harga sewa berada di bawah angka tersebut.
Mengenai hal ini, Eks Ketua Umum Ganjarist (Loyalis Ganjar Pranowo) Mazdjo Pray ikut berkomentar. Ia menuding Anies hanya mengurusi tempat tertentu di Jakarta.
“Sudirman-Thamrin lagi yang dihias Kalau pojok Kampung Bayam nggak dipeduliin, mana peduli Anies sekarang karena dia sudah lepas,” ujarnya dikutip dari kanal Youtube MindTV, Selasa (29/11/22).
Sebagaimana diketahui, Anies Baswedan dikenal selama memimpin Jakarta membangun banyak fasilitas publik yang digunakan warga, mulai dari pelebaran trotoar, sistem trasportasi Jaklingko, pembangunan taman yang gencar dilakukan, dll.
Karenanya, ia menganggap polemik Kampung Bayam yang terjadi saat ini adalah bukti kesalahan Anies yang telah selesai menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
“Kampung Bayam membuktikan program Anies hanya cenderung menghias tempat hotspot yang kira-kira dilewati saja,” ujarnya.
Diketahui, saat dipimpin Anies Kampung Bayam telah dibangun dengan hunian yang lebih layak. Namun kini polemik mengenai biaya sewa jadi persoalan. Namun JakPro telah mengungkapkan pembahasan angka Rp 1,5 Juta tidak jadi dilanjutkan.
"Hari Jumat lalu telah kami sampaikan pada warga tentang tarif sewa sesuai Pergub," kata Vice President Corporate Secretary PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Syachrial Syarief dikutip dari laman detik.com, Selasa (29/11/22),
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto