Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        The 20th Economix oleh Kanopi FEB UI Kupas Tuntas Isu Penting Disrupsi dalam Ekonomi Global

        The 20th Economix oleh Kanopi FEB UI Kupas Tuntas Isu Penting Disrupsi dalam Ekonomi Global Kredit Foto: Imamatul Silfia
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kajian Ekonomi dan Pembangunan Indonesia (KANOPI) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) kembali menggelar agenda tahunan The 20th Economix: Global Economic Challenges.

        Salah satu rangkaian acara The 20th Economix ialah International Seminar. Mengusung tema Redefining The Pathways of Global Cooperation: A journey Towards Resilient Economic Interpendence, seminar internasional ini menghadirkan berbagai pembicara ahli guna menganalisis isu-isu penting disrupsi dalam interpendensi global.

        Dalam sambutannya, Director of the Globalisation and Development Strategies Division in UNCTAD Richard Kozul-Wright menyoroti bagaimana krisis Covid-19 dan berbagai isu ekonomi global lainnya menekan anggaran fiskal di berbagai negara.

        Baca Juga: Permintaan Investasi ke Proyek IKN Nusantara Diklaim Lampaui Batas

        "Negara-negara tertekan pasar obligasi yang sulit diatur, termasuk lebih dari setengah negara berpenghasilan rendah," kata dia, Selasa (29/11/2022). 

        Selain itu, dia juga melihat makin banyak negara yang menjadi rentan akibat risiko investasi jangka panjang di masa depan. "Beberapa negara kesulitan ekonomi akibat krisis yang semakin parah. Ini telah memicu keresahan sosial yang dapat dengan cepat meningkat menjadi ketidakstabilan dan konseling politik."

        Pada kesempatan yang sama, Research Manager on Trade and Integration at the World Bank Development Research Group Daria Taglioni mengangkat isu global lain yang juga tengah berlangsung, yakni tentang isu ekonomi hijau.

        Beberapa hal yang menjadi perhatiannya adalah apa saja faktor yang mendorong adopsi teknologi hijau, apa saja kendala yang membatasi reorganisasi geografi global terkait teknologi rendah karbon, dan apa yang terjadi pada negara-negara dengan ekonomi rendah ketika terjadi disrupsi besar.

        "Ini tak hanya soal teknologi hijau, tetapi juga tentang inovasi. Selain itu, pertanyaan lain adalah tentang bahan yang sangat penting untuk mengurangi energi dan bagaimana tanggungan kita dari beberapa masukan kritis," paparnya.

        Dari penjelasan sebelumnya, terlihat bagaimana dunia menghadapi berbagai situasi krisis yang perlu menjadi perhatian. Dalam hal ini, Senior Minister of the Republic of Singapore Tharman Shanmugaratnam menambahkan tantangan ekonomi global juga perlu menjadi perhatian berbagai lembaga keuangan global, seperti Bank Dunia dan IMF.

        "Ini bukan hanya tantangan masing-masing negara, tetapi tantangan global yang akan memengaruhi setiap negara. Itu perlu menjadi perhatian utama para pemangku kepentingan di institusi keuangan," jelas dia.

        Sementara di Indonesia sendiri, diperkirakan risiko dan prospek ekonomi nasional pada 2022 akan seimbang. Hal itu diungkapkan oleh Presiden Komisaris Telkom Indonesia dan Bukalapak Bambang Brodjonegoro.

        Dia melihat tingkat inflasi di Tanah Air memang akan terus melonjak hingga Desember karena kenaikan harga bahan bakar. Meski begitu, konsumsi dan investasi berpotensi menjadi lebih kuat dari yang diharapkan sehingga mampu mengimbangi ekspor yang lebih lemah.

        "Permintaan domestik akan tetap kuat hingga akhir tahun ini, meskipun inflasi lebih tinggi, demikian pula permintaan eksternal," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Imamatul Silfia
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: