Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sam Bankman-Fried Enggak Suka Dibilang Penipu, Katanya Gak Sengaja Transfer, Lha?

        Sam Bankman-Fried Enggak Suka Dibilang Penipu, Katanya Gak Sengaja Transfer, Lha? Kredit Foto: Twitter/financelygroup
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pendiri dan mantan CEO pertukaran crypto FTX, Sam Bankman-Fried, berusaha menjauhkan diri dari tuduhan penipuan dalam penampilan publik pertamanya sejak keruntuhan perusahaannya. Usai perusahaannya bangkrut, investor dan kreditor menghadapi kerugian sebesar miliaran dolar.

        Bankman-Fried berbicara di KTT Dealbook New York Times dengan Andrew Ross Sorkin atas apa yang dia katakan bertentangan dengan nasihat pengacaranya. Ia mengatakan bahwa dia tidak sengaja mencampurkan dana pelanggan di FTX dengan dana di perusahaan perdagangan miliknya, Alameda Research.

        Melansir New York Post di Jakarta, Kamis (1/12/22) krisis likuiditas di FTX terjadi setelah Bankman-Fried diam-diam memindahkan USD10 miliar (Rp156 triliun) dana pelanggan FTX ke Alameda Research. Sedikitnya, USD1 miliar (Rp15,7 triliun) dana nasabah telah lenyap.

        Baca Juga: Elon Musk Bereaksi Keras Atas Klaim Sam Bankman-Fried yang Sebut Punya Saham di Twitter!

        Bankman-Fried mengatakan kepada Reuters bahwa perusahaannya tidak diam-diam mentransfer, melainkan salah membaca pelabelan internal yang membingungkan.

        FTX mengajukan kebangkrutan dan Bankman-Fried mengundurkan diri sebagai kepala eksekutif pada 11 November, setelah para trader menarik USD6 miliar (Rp93 triliun) dari platform dalam tiga hari dan pertukaran saingan Binance meninggalkan kesepakatan penyelamatan.

        “Pada akhir 6 November kami mengumpulkan semua data… yang jelas seharusnya menjadi bagian dari dasbor yang selalu saya lihat… dan ketika kami melihatnya, ada masalah serius di sana,” kata Bankman-Fried.

        Lebih lanjut, Bankman-Fried menambahkan bahwa dia tidak pernah mencoba melakukan penipuan. Dia secara pribadi tidak berpikir memiliki tanggung jawab pidana.

        “Jawaban sebenarnya adalah bukan itu yang saya fokuskan. Akan ada waktu dan tempat bagi saya untuk memikirkan tentang diri saya dan masa depan saya sendiri,” katanya.

        Ledakan FTX menandai kejatuhan yang menakjubkan bagi pengusaha berusia 30 tahun yang mengalami ledakan cryptocurrency. Tahun lalu, kekayaan bersihnya dipatok Forbes sebesar USD26,5 miliar (Rp413 triliun). Setelah meluncurkan FTX pada tahun 2019, dia menjadi donor politik yang berpengaruh dan berjanji untuk menyumbangkan sebagian besar penghasilannya untuk amal.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: