Tanggapi Benny Rhamdani yang Minta Izin ke Jokowi ‘Tempur’ dengan Oposisi, Demokrat: Politik Itu Adu Gagasan Bukan Adu Fisik
Herzaky Mahendra Putra selaku Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat mengatakan politik itu adu gagasan, adu ide, adu solusi untuk permasalahan bangsa, dan adu jejak rekam.
Bukan adu fisik, bukan menggunakan intimidasi, apalagi melakukan kriminalisasi atau melabel yang berbeda pasti melanggar hukum.
Baca Juga: Getol Temui Relawan, Hilang Hadapi Massa Demonstrasi, Elite Demokrat Kuliti Jokowi: Katanya Rindu...
Hal ini disampaikan Herzaky terkait permintaan Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Benny Ramdhani di hadapan Presiden Jokowi yang menyatakan kesiapan sukarelawan untuk bertempur menghadapi serangan lawan Jokowi.
“Penyebaran video salah satu relawan ketika berbincang dengan Jokowi, menunjukkan pembenaran pemikiran yang penuh dengan nada ancaman, intimidatif, dan kekerasan verbal yang bisa berujung kepada tindak kekerasan di lapangan,” kata Herzaky melansir dari pernyataan tertulisnya, Jumat (02/12/22).
“Seakan-akan ingin memberikan sinyal kepada pihak-pihak yang berbeda atau kritis terhadap pemerintah, dengan menggunakan contoh-contoh ekstrem sambil mengirimkan pesan tersamar,” tambahnya.
Pola-pola intimidatif begini menurut dia biasanya digunakan oleh pemerintahan otoriter dan kaki tangannya, bukan pemerintahan demokratis.
“Apalagi, yang menyampaikan ini terhitung sebagai pejabat publik. Sosok yang seharusnya lebih bisa menjaga omongannya dan memiliki pemikiran yang lebih maju. Sangat disayangkan malah bisa berpikiran barbar seperti itu,” ungkapnya.
“Berbahaya sekali jika orang-orang di sekeliling Presiden Jokowi memiliki sikap seperti di video itu. Menggunakan bahasa, kata-kata yang memiliki makna penuh intimidasi dan kebencian seperti itu,” tambahnya.
Pantas saja menurut dia demokrasi Indonesia makin hari makin memburuk jika pandangan dan sikap seperti ini mendominasi orang-orang di sekeliling Presiden Jokowi.
“Kita harap, Presiden Joko Widodo menertibkan pendukungnya yang seperti ini. Apalagi para pejabat publiknya. Jangan malah kemudian diberikan ruang,” kata dia.
“Seakan-akan merestui perilaku barbar seperti ini. Kasihan Presiden Jokowi yang berupaya mengembalikan demokrasi kita agar bisa sebaik di era SBY, tetapi malah upayanya digerogoti dari orang-orang dekatnya sendiri,” tambah dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty