Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Anies Jangan Dulu Terlalu 'Happy' meski Bisa Rebut Suara Pendukung Prabowo, Pengamat: Belum Turun Gunung Aja

        Anies Jangan Dulu Terlalu 'Happy' meski Bisa Rebut Suara Pendukung Prabowo, Pengamat: Belum Turun Gunung Aja Kredit Foto: Detik
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dalam hasil survei terbaru yang dilakukan Indikator Politik Indonesia (IPI), posisi Prabowo Subianto yang awalnya ada di peringkat dua tergeser oleh Anies Baswedan. Sementara, posisi pertama masih ditempati Ganjar Pranowo. Survei ini dilakukan pada periode 30 Oktober-5 November 2022 dan melibatkan 1.220 responden dengan margin of error plus minus 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

        "Anies naik tajam setelah NasDem deklarasi," kata Direktur Eksekutif IPI Burhanuddin Muhtadi, saat merilis temuan survei bertajuk "Pacuan Kuda Elektabilitas Bakal Capres dan Peta Elektoral Partai Pasca-Deklarasi" secara daring, kemarin.

        Baca Juga: Ganjar Pranowo Tak Lagi Loyal dengan PDIP, Rocky Gerung: Dalam Hati Bilang Identitasnya Jokower!

        Elektabilitas Anies unggul dari Prabowo dalam berbagai simulasi. Dalam simulasi 33 nama semi terbuka misalnya, elektabilitas mantan Gubernur DKI Jakarta ini ini melesat jauh dari Prabowo. Anies 23,6 persen, Prabowo hanya 16,1 persen, sedangkan Ganjar Pranowo di urutan pertama, membukukan elektabilitas 25,9 persen.

        Naiknya dukungan Anies ternyata sebagian mengambil dukungan suara dari Prabowo. "Sebagian mengambil dari captive pemilih Pak Prabowo. Jadi, polanya Anies naik, Pak Prabowo turun," ujar Burhanuddin.

        Kondisi yang sama terjadi di simulasi 19 nama semi terbuka. Urutan pertama tetap Ganjar (27 persen), disusul Anies (23,7 persen) dan Prabowo (16,3 persen). Di simulasi 10 nama, IPI juga membuat perbandingan elektabilitas September dengan November. Atau sebelum dan sesudah deklarasi pencapresan Anies oleh NasDem.

        Ganjar misalnya, dari 30,2 persen, turun menjadi 28,6 persen, sedangkan Anies naik dari 18,2 persen menjadi 24,2 persen. Lalu, Prabowo dari 22,5 persen turun signifikan menjadi 17,9 persen.

        Politisi Gerindra Fadli Zon tak terlalu ambil pusing melihat penurunan elektabilitas bosnya dalam survei ini. Menurutnya, survei itu hanya indikator, tidak bisa menjadi pegangan. "Survei sekarang ini kan bisa jadi konsultan politik juga. Bukan sekadar survei yang independen. Jadi, bisa jadi alat kampanye juga," kata Fadli, kemarin.

        Pakar komunikasi politik Lely Arrianie menilai, elektabilitas capres di 3 besar masih sangat dinamis. Bukan tidak mungkin, pemilih Prabowo yang kini pindah ke Anies, bisa kembali lagi ke mantan Danjen Kopassus itu.

        "Pemilih Prabowo pindah ke Anies itu bisa jadi karena Prabowo belum turun gunung aja. Masih menjabat sebagai menteri. Tapi, dia nggak jalan aja elektabilitasnya masih tinggi. Kalau turun gunung, mungkin 'mari bung rebut kembali'," kata Lely, dalam perbincangan tadi malam.

        Baca Juga: Nggak Ada Urusan Soal Kendala Izin, Kunjungan Anies Baswedan ke Daerah Tetap Lanjut!

        Ia mengakui bahwa naiknya elektabilitas Anies secara signifikan pasca-mendapat tumpangan dari NasDem. Karenanya, di mata pendukungnya, Anies sudah mendapat tiket maju di Pilpres 2024. Padahal, kuota Presidential Tresholdnya belum mencukupi, karena PKS dan Demokrat masih wait and see.

        "Memang iya ada efek deklarasi NasDem, tapi sayangnya tidak berbanding lurus dengan efek elektoral NasDem. Makanya Demokrat dan PKS belum memutuskan karena efek ke partai belum ngangkat," tandasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: