Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mampu Jawab Tantangan, Pemerintah Siapkan Roadmap Industri Sawit Menuju 2045

        Mampu Jawab Tantangan, Pemerintah Siapkan Roadmap Industri Sawit Menuju 2045 Kredit Foto: Antara/Aswaddy Hamid
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sektor kelapa sawit Indonesia optimis akan tetap bertahan dan jaya hingga 2045. Hal ini disampaikan oleh Direktur Perlindungan Perkebunan, Ditjenbun Kementerian Pertanian (Kementan) RI, Baginda Siagian, dalam acara Forum Sawit Indonesia (FoSI) yang diadakan Instiper Yogyakarta beberapa waktu lalu.

        Terkait hal ini, pemerintah tengah menyiapkan arah dan kebijakan untuk mendukung perkebunan dan industri kelapa sawit menuju 2045 yang tertuang dalam roadmap industri kelapa sawit nasional menuju 2045. 

        Baca Juga: Industri Sawit Ternyata Penopang Perekonomian Nasional, Nih Sederet Buktinya!

        Roadmap yang dimaksud di antaranya berkaitan dengan strategi pencapaian, peningkatan produktivitas, pengembangan industri hilirisasi kelapa sawit, penguatan ekosistem, serta tata kelola dan capacity building berkelanjutan.

        Strategi utamanya, menurut Baginda, dengan percepatan pelaksanaan peremajaan serta perbaikan budidaya dan pascapanen/pengolahan (GAP, GHP, GMP) berbasis inovasi secara berkelanjutan.

        "Kemudian dengan hilirisasi oleofood complex, oleokimia, dan biomaterial complex, biofuel complex untuk subsitusi impor dan promosi ekspor. Penguatan riset-inovasi dan SDM yang lebih kreatif. Penguatan sawit rakyat dan kemitraan industri sawit berkelanjutan. Perbaikan ekosistem dan tata kelola industri sawit berkelanjutan," ungkap Baginda. 

        Baca Juga: Kalahkan Minyak Nabati Lain, Potensi Produksi Minyak Sawit Luar Biasa Tinggi

        Dalam kesempatan yang sama, pakar kehutanan yang juga aktivis Divisi Riset Kebijakan dan Advokasi Relawan Jaringan Rimbawan (RJR), Petrus Gunarso, mengatakan sawit mampu menjawab tantangan atas dampak negatif dari kegiatan konversi hutan dan budidaya monokultur -produktivitas, profitabilitas, acceptabilitas, yang mana hal ini tidak bisa dilakukan oleh komoditas selain sawit.

        Kemudian, kata Petrus, sawit juga ikut berkontribusi dalam menjawab permasalahan global perubahan iklim-penurunan emisi gas rumah kaca, khususnya CO2 dan menjadi bagian penting dalam pengelolaan bentang alam (mosaik produktif). Sawit juga ramah sosial yang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, khususnya masyarakat lokal, baik secara langsung maupun tidak langsung.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ellisa Agri Elfadina
        Editor: Ayu Almas

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: