Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Perjalanan Capres-Cawapres Presiden dari PDIP Masih ‘Ruwet’, Pengamat Sebut Alasannya

        Perjalanan Capres-Cawapres Presiden dari PDIP Masih ‘Ruwet’, Pengamat Sebut Alasannya Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pengamat politik dari UPH, Emrus Sihombing menilai, sebagai partai yang besar dan dengan wakil terbanyak di pemerintahan, penentuan capres dan cawapres PDIP masih dalam tahap yang panjang. 

        Untuk itu kata dia, dalam menentukan para calon yang akan diusung, partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri ini dibutuhkan perhitungan matang. 

        Sebagaimana diketahui, elektabilitas kader PDIP Ganjar Pranowo melejit jelang Pemilu 2024 nanti. 

        Namun demikian bukan rahasia lagi bahwa PDIP juga dapat saja mengusung Puan Maharani sebagai capres mengingat kuatnya pengaruh Megawati dalam partai berlambang banteng tersebut. 

        Baca Juga: Katanya: PDIP Ketiban Durian Runtuh Berkat Sosok Anies Baswedan, Kok Bisa?

        "Dua sosok ini (Puan dan Ganjar) sama-sama memiliki prestasi di bidangnya masing-masing, sehingga menurut saya PDIP butuh perhitungan yang matang untuk mengusung capresnya," kata Emrus saat dihubungi Republika, Ahad (4/12). 

        Menurut Emrus, secara ideal penentuan capres seharusnya dilakukan partai sejak lima tahun sebelum pemilu dimulai. Hal ini untuk mempersiapkan calon yang terpilih tersebut secara matang untuk dapat mengemban perannya secara maksimal.

        Dia mengapresiasi langkah Nasdem yang telah lebih dulu menentukan Anies Baswedan sebagai capresnya. Disisi lain dia menilai, tingginya elektabilitas seorang kader tidak menjadi jaminan dia akan memenangi pemilu.

        Baca Juga: Poltisi Senior PDIP Buka-bukaan 'Retaknya' Hubungan Jokowi dan Jusuf Kalla (JK): Dia Ambil Kedua...

        Dia mencontohkan saat Ganjar Pranowo pertama kali mencalonkan diri sebagai kepala daerah di Jawa Tengah. 

        Kala itu, kata dia, elektabilitas Ganjar sangat rendah namun nyatanya dia dapat memenangkan pemilihan. 

        Sehingga Emrus menilai, tingginya elektabilitas seorang kader belum dapat menjadi jaminan memenangkan pemilu. Yang lebih penting adalah, kata dia, soliditas kerja 'mesin' partai yang nampak di permukaan. 

        Baca Juga: Fix PDIP Bakal Pilih Sosok Capres 2024 Antara Ganjar Atau Puan, Charta Politika: Faktanya Pada 2014, Megawati Pernah...

        "Elektabilitas tak menjamin, karena secara realitas kita lihat bagaimana partai memiliki 'mesin'-nya tersendiri untuk mendukung calonnya," kata dia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

        Bagikan Artikel: