Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        East Ventures Berikan Pandangan Optimis untuk Ekonomi Digital Indonesia pada 2023

        East Ventures Berikan Pandangan Optimis untuk Ekonomi Digital Indonesia pada 2023 Kredit Foto: Unsplash/Avel Chuklanov
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Di tengah berbagai guncangan ekonomi yang melanda dunia saat ini dan adanya berbagai ancaman ekonomi yang digadang akan terjadi di tahun 2023, venture capital sektor agnostik yang memiliki fokus di Indonesia, East Ventures memberikan pandangannya yang optimis terhadap Indonesia di tahun 2023 meskipun berada di tengah berbagai terpaan ancaman makro ekonomi yang terjadi secara global.

        "Viewnya East Ventures terhadap [tahun] 2023 bagaimana sih? Dari sisi East Ventures, kita tetap bullish, kita masih optimis pada tahun 2023 karena growth digital economy kita," tutur Roderick Purwana selaku Managing Partners di East Ventures dalam acara East Venture's Open Book pada Senin (5/12/2022).

        Merujuk pada pertumbuhan ekonomi digital ini, Indonesia sejak tahun 2019 telah memiliki potensi ekonomi digital yang besar, apalagi dengan adanya berbagai faktor yang diakselerasi oleh pandemi yang terjadi. Potensi ini akan terus tumbuh dan Roderick menjelaskan bahkan untuk dua tahun ke depan, melalui proyeksi yang ada saat ini, pertumbuhan dari ekonomi digital di Indonesia akan masih sangat pesat bahkan di tengah berbagai krisis seperti tech winter, dan lainnya.

        Baca Juga: Pluang Kenalkan Fitur Leverage Bagi Investor Ritel Indonesia untuk Aset Saham AS

        "Kita sadar bahwa memang kondisi sekarang ini mungkin sepertinya bukan kondisi terbaik tapi kita yakin bahwa dalam kondisi apa pun, founder itu bisa terus dapat berkarya menghasilkan dampak positif, terutama melalui ekonomi digital kita. Sebagai contohnya walau dalam krisis pun, di beberapa negara-negara lain juga, kadang-kadang founder-founder itu yang berasal dari perusahaan-perusahaan terbaik justru perusahaan itu didirikan pada waktu krisis," terang Roderick.

        Ia memberikan contoh misalnya saja Uber yang hadir di masa krisis ekonomi global tahun 2008 dan juga Alibaba yang hadir saat ada krisis besar terjadi di China. Memberikan kembali optimismenya ini, Roderick menyampaikan, "jadi di Indonesia sendiri kita selalu percaya founder hebat yang akan membawa kita semua melewati keadaan sulit dan memanfaatkan yang terbaik dari setiap situasi."

        Roderick lanjut menjelaskan bahwa langkah yang diambil kaitannya dengan memanfaatkan krisis dan menggali potensi serta kesempatan yang ada harus lah dilakukan setiap saat, bukan hanya saat kondisi sedang buruk atau sedang baik saja. Oleh karena itulah seorang founder harus memiliki kemampuan untuk dapat menavigasi, memanfaatkan data, melihat manfaat akses pendaan, dan membuat keputusan dengan cepat dan tepat.

        "Kita merasa perkembangan positif di ekonomi digital Indonesia yang juga mengikuti peningkatan penetrasi internet, perkembangan infrastruktur digital, dan tingginya literasi juga, kita yakin kondisinya tetap kuat walaupun dalam masa seperti sekarang ini dan cara kami untuk mengilustrasikannya di tahun 2023 ini adalah yaitu dengan ilustrasi racing in the perfect storm."

        Melihat hal positif yang dapat terjadi di tahun 2023, Roderick menyampaikan bahwa startup juga masih akan bermunculan meskipun tahun 2023 akan dianggap sebagai tahun yang suram dan menakutkan bagi sebagian pelaku industri. Penjelasannya ini pun diperkuat dengan pernyataan dari Melisa Irene selaku Partners di East Ventures yang menyampaikan hal serupa.

        Irene menyampaikan bahwa seperti halnya East Ventures yang berdiri setelah masa krisis, East Ventures pun melihat hal yang sama terjadi di industri startup di mana mereka turut melihat bahwa di setiap krisis akan selalu ada kesempatan. "Tapi kita tidak mengarang bahwa dunia baik-baik saja, tapi kita mencari positif dan mencari opportunity yang ada pada saat ini," ujar Irene.

        Kemunculan startup ini didorong oleh adanya perubahan perilaku masyarakat yang senantiasa berubah sering waktu. Di mana Irene menyebut bahwa di setiap tahap yang terjadi di masyarakat akan selalu diiringi oleh perubahan, inilah yang harus dilihat sebagai sebuah kesempatan. Seperti halnya Roderick, Irene juga mempercayai bahwa founder akan tetap dapat bertahan dengan inovasinya meskipun di tengah situasi yang sulit.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tri Nurdianti
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: