Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tanggapi Pertanyaan Soal Elektabilitasnya yang Tersalip Ganjar dan Anies, Respons Prabowo Santai Ketawa 2 Kali

        Tanggapi Pertanyaan Soal Elektabilitasnya yang Tersalip Ganjar dan Anies, Respons Prabowo Santai Ketawa 2 Kali Kredit Foto: Instagram/Prabowo Subianto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sejumlah lembaga survei mencatat penurunan elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto beberapa waktu terakhir. Kini, namanya lebih sering nangkring di urutan ketiga, tersalip oleh Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Menanggapi elektabilitasnya yang drop, Menteri Pertahanan itu hanya tertawa.

        Memasuki tahun politik, elektabilitas Prabowo makin ke sini makin tidak menggembirakan. Survei terbaru sejumlah lembaga menemukan fakta bahwa elektabilitas Prabowo terjun bebas. Berbeda dengan di awal 2022, nama Prabowo selalu merajai sejumlah survei capres.

        Baca Juga: Terlibat Adu Mulut dengan Orang PKS, Dasco Anak Buah Prabowo Beri Penjelasan: Yang Terjadi Itu Bukan...

        "Oh, iya?" kata Prabowo, sambil tertawa, saat ditanyai perihal elektabilitasnya yang menurun, usai menghadiri sidang paripurna DPR terkait pengesahan RUU Perjanjian Pertahanan, Selasa (6/12/2022).

        Ditanya lagi soal ini, Prabowo hanya menanggapinya dengan terkekeh. Ditanya soal yang lain, Prabowo buru-buru pergi masuk ke dalam mobilnya.

        Untuk diketahui, survei yang menyebutkan bahwa elektabilitas Prabowo kini mulai ngedrop salah satunya dilakukan Indikator Politik Indonesia. Survei yang digelar November lalu itu menyebut, peringkat Prabowo turun dari posisi dua menjadi peringkat tiga. Dalam survei tiga nama capres Ganjar Pranowo mendapat angka 33,9 persen, Anies Baswedan 32,2 persen, dan Prabowo Subianto 23,9 persen. Padahal pada survei September lalu, Anies masih di bawah Prabowo.

        Survei Charta Politika di November juga menunjukkan hasil yang kurang lebih serupa. Prabowo diketahui turun peringkat menjadi urutan ketiga dengan elektabilitas 22 persen. Peringkat pertama ditempati oleh Ganjar Pranowo dengan suara sebesar 31,3 persen disusul Anies Baswedan di peringkat kedua dengan suara sebesar 23,1 persen. Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menyebut tren elektabilitas Prabowo menurun. Sementara Anies menanjak.

        Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, partainya kini tengah menyiapkan strategi untuk meningkatkan elektabilitas ketua umumnya. Kata dia, strategi untuk meningkatkan elektabilitas Prabowo sebagai capres itu akan dimulai awal tahun depan. Apa saja strateginya, Dasco belum mau mengungkapkan secara detail.

        Baca Juga: Elite NasDem Tawarkan Prabowo Jadi Cawapres Anies, Waketum Perindo Meradang: Tidak Etis! Elektoral Prabowo Jauh Lebih Tinggi

        "Nanti kita lihat saja. Kita sudah siapkan, beberapa kita sudah siapkan, beberapa program yang tentunya kita harapkan bisa mendongkrak elektabilitas Pak Prabowo lebih baik dari saat ini," kata Dasco, di gedung DPR, Jakarta, kemarin.

        Juru Bicara Partai Gerindra Andre Rosiade tak risau dengan hasil survei teranyar ini. Kata dia, posisi  Prabowo berbeda dengan capres lainnya yang sudah melakukan safari politik ke daerah-daerah. Kata dia, Prabowo saat ini masih sibuk menyelesaikan amanahnya sebagai Menteri Pertahanan.

        Menurut dia, pada saatnya nanti, Prabowo pun  bakal berkeliling menyapa masyarakat. Saat ini, Andre mengibaratkan, Prabowo masih menyalakan mesin mobil. Sementara capres lain, sudah jalan kencang dengan gigi empat atau lima.

        "Jadi, kami optimis insya Allah setelah Pak Prabowo turun ke lapangan menyapa masyarakat, insya Allah Pak Prabowo akan menjadi Presiden 2024," kata dia.

        Baca Juga: Diisukan Rujuk dengan PKS, Ketum Gerindra Prabowo Subianto Kasih Reaksi Singkat, Tak Tertarik?

        Pengamat politik dari UIN Jakarta Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, ada beberapa alasan yang menyebabkan elektabilitas Prabowo menurun. Pertama kata dia, keputusan Prabowo bergabung ke pemerintahan Jokowi membuat Prabowo kehilangan basis pemilihnya seperti di Jawa Barat, Sumatera, dan Banten. Pendukung Prabowo di 2019 di kini beralih ke Anies Baswedan.

        Ahli Peneliti Utama Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Siti Zuhro menilai persaingan elektabilitas di lembaga survei masih sangat dinamis. Bahkan ia memprediksi nama-nama yang muncul sepanjang tahun 2021 sampai 2022 belum tentu bisa bertahan sampai pencalonan akhir November 2023.

        "Karena pada dasarnya tidak semua calon yang diunggulkan mampu menjaga elektabilitasnya. Tak tertutup kemungkinan ada yang mengalami kenaikan dan ada yang mengalami penurunan," kata peneliti senior yang akrab disapa Wiwiek ini, tadi malam.

        Dalam kasus Prabowo, penurunan suaranya di survei bisa dimaknai sebagai peralihan preferensi pemilih ke calon-calon pendatang baru. 

        "Basis massa pendukung Prabowo dalam pemilu 2019 bisa jadi mengalami diskontinuitas di 2024," imbuhnya.

        Baca Juga: Nasdem Berharap Gerindra Bisa Gabung Koalisi, Tapi Mimpi Prabowo Subianto Jadi Presiden Harus Dikubur Dalam-dalam

        Apalagi, sebut Siti, Prabowo sudah tiga kali ikut pilpres. Diperparah dengan masuknya Prabowo ke dalam pemerintahan dan Gerindra menjadi partai pendukung Presiden Jokowi. Realitas politik ini tidak bisa diterima sepenuhnya oleh pendukung Prabowo di Pilpres lalu.

        "Pindahnya Prabowo ke kubu Jokowi yang awalnya adalah rivalnya, ini menjadi salah satu faktor yang ikut menurunkan animo pemilih Prabowo," paparnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: