Hitung-hitungan Menhan Rusia Ngeri, Ukraina Mohon Segera Setop Lakukan...
Ukraina menggunakan taktik berbahaya dengan sengaja menargetkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhia di wilayah Rusia, kata Menteri Pertahanan Sergey Shoigu.
Sebelumnya, Moskow mengatakan tidak akan menerima pengaturan keamanan apa pun yang melibatkan penyerahan fasilitas tersebut kepada pihak ketiga.
Baca Juga: Ukraina Dirongrong Amerika Supaya Terus Melawan, Pembantu Joe Biden Ingatkan Hal Ini
Berbicara kepada pejabat militer senior pada Selasa (6/12/2022), Shoigu menuduh pasukan Ukraina menembakkan 33 peluru ke pembangkit listrik tenaga nuklir selama dua minggu terakhir. Menteri pertahanan mencirikan tindakan ini sebagai “terorisme nuklir.”
Menurut Shoigu, Kiev sengaja berusaha untuk membuat bencana nuklir di lokasi tersebut tampak mungkin terjadi.
“Unit kami mengambil semua tindakan [yang diperlukan] untuk memastikan keamanan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporozhye,” kata Shoigu.
Moskow telah berulang kali membuat tuduhan serupa terhadap Kiev, dengan pejabat Ukraina secara konsisten menyangkal bahwa mereka telah menargetkan pembangkit listrik, dan menuduh Rusia melakukan hal yang sama.
Pada hari Senin, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan kepada outlet media RIA Novosti bahwa “tidak ada pembicaraan tentang penarikan Rusia atau pengalihan kendali atas pabrik tersebut ke pihak ketiga.” Dia bersikeras bahwa fasilitas itu berada di wilayah Rusia dan sepenuhnya dikendalikan oleh otoritas negara.
Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa hanya Moskow “yang dapat memastikan keamanan fisik dan nuklir” pabrik tersebut.
Komentar Zakharova muncul setelah kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi mengatakan pada hari Jumat bahwa setiap kesepakatan untuk perlindungan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporozhye akan melibatkan penarikan persenjataan Rusia dari tempat tersebut.
Grossi mengatakan kepada wartawan Italia bahwa dia mengharapkan kesepakatan seperti itu akan tercapai "pada akhir tahun", menambahkan bahwa Moskow "tidak menentang kesepakatan dan prinsip perlindungan tanaman."
Fasilitas tenaga nuklir terbesar di Eropa, pabrik Zaporozhye diambil alih oleh pasukan Rusia pada awal Maret, beberapa hari setelah Kremlin melancarkan operasi militernya di Ukraina.
Musim gugur ini, empat bekas wilayah Ukraina, Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk, serta Wilayah Kherson dan Zaporozhye, digabungkan ke dalam Rusia setelah referendum.
Pada bulan Oktober, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani sebuah dekrit yang menyatakan kepemilikan Rusia atas pabrik tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: