Jelang Gelaran Eksponen Angkatan Muda Muhammadiyah, Nama Calon Ketum PWM Jatim Mulai Bermunculan!
Eksponen Angkatan Muhammadiyah (AMM) Jawa Timur dipastikan akan menggelar Rembug Kader Sang Surya yang akan dilaksanakan di Univeritas Muhammadiyah Gresik (UMG), Sabtu (10/12/2022).
Ketua Fokal Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jawa Timur, Suli Da’im menjelaskan, perhelatan Rembuk Sang Surya diinisiasi oleh empat eksponan AMM, yakni , Ketua Fokal IMM Jatim, (Suli Da’im), Korwil Alumni IPM Jatim (Ali Mu'thi), Alumni PWPM Jatim (Muh Mirdasy) dan Alumni Nasyiyatul Aisyiyah ( Dwi Endah Purwanti). Selanjutnya, kata Suli Da’im, pihaknya mengundang tujuh pimpinan wilayah yang sudah menyatakan bersedia dicalonkan lagi. Seperti, Dr. dr Sukadiono, Prof. Dr. Biyanto, Dr. Sulthon Amien MM, Dr. Syamsuddin, Prof. Dr. Thohir Luth, Dr. Hidayatullah, dan Ir. Tamhid Mashudi. Selain itu, nama-nama lain yang disebut-sebut berpeluang mengisi kursi Ketum PWM Jatim, di antaranya Dr Sholihin Fanani, dr. Sholihul Absor M.Kes, Prof. Sasmito Jati, Kiai Nurbani Yusuf, dan dr. Zainul Muslimin.
Baca Juga: Turut Dihadiri Jokowi, Fahri Hamzah Cs Soroti Jalannya Muktamar Muhammadiyah: Beda Sama HIPMI...
Suli sapaannya, menjelaskan pula, salah satu eksponen AMM, Rembuk Kader Sang Surya adalah forum dialogis antara para pemegang kebijakan di PWM Jatim dengan komponen-komponen AMM yang berserak di arena kebangsaan maupun masyarakat.
"Kami juga ingin menemukan format ideal bagi proses regenerasi dan alih transformasi pemikiran kader agar terus berkesinambungan dari masa ke masa," terang Suli dalam keterangan resminya pada Warta Ekonomi di Surabaya, Rabu (7/12/2022)
Suli yang juga ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PWM Jatim ini juga menegaskan, AMM berkewajiban memberikan usulan, gagasan, dan pemikiran yang konstruktif bagi upaya pelibatan kader Muhammadiyah dalam agenda Musywil ke-16 Muhammadiyah Jatim di Ponorogo mendatang.
"Karena AMM adalah wujud dari penerus, pelangsung, dan penyempurna Muhammadiyah," tegas mantan ketua PW Pemuda Muhammmadiyah Jatim ini.
Menurut Suli, Musywil PWM Jatim sepatutnya tidak hanya sekadar sebagai ritual lima tahunan yang menghasilkan pimpinan dan program yang bersifat rutinitas dan formalitas.
"Forum tertinggi tingkat provinsi ini harus mampu menghasilkan keputusan-keputusan organisisasi yang strategis dan mampu menjawab tantangan persyarikatan mendatang," beber mantan anggota DPRD Jatim tiga periode ini.
Baca Juga: Tak Mau Kalah, Usai Anies Baswedan, Prabowo Subianto Juga akan Safari Politik ke Riau
Suli lalu mengatakan, AMM merupakan saah satu kekuatan masa kini dan masa depan Muhammadiyah. Di mana AMM harus berperan serta dalam memberikan kontribusi positif dan memberi spirit kemajuan bagi gagasan dan ide pembaharuan dalam forum Musywil tersebut.
Menurutnya , keinginan besar AMM dalam keterlibatan dan keikutsertaan dari sisi kegiatan, kehadiran fisik, dan pikiran harus ditangkap sebagai wujud komitmen terhadap hadirnya organisasi otonom.
"Ini tidak mungkin diabaikan dalam mengemban amanah untuk membesarkan persyarikatan. Kehadiran AMM adalah keniscayaan. Karena AMM adalah hasil perkaderan yang telah berjalan," tandas Suli.
Baca Juga: Dibuka Jokowi, Shamsi Ali Sesalkan Kericuhan di Munas HIPMI: Harus Belajar Musyawarah dari Muhammadiyah
Hal senada dikatakan, Muh. Mirdasy, eksponen AMM lainnya. Menurut dia, keterlibatan AMM dalam Musywil sangat dibutuhkan, baik oleh Muhammadiyah maupun angkatan muda sendiri.
Spiritnya, terang dia, adalah fastabiqul khoirot (berlomba dalam kebaikan), nun walqolami wamayasthurun (nun, demi pena dan apa yang telah dituliskan), dan al birru manittaqa (kebaikan datang kepada orang-orang yang bertakwa).
Mirdasy menegaskan, saat ini masih terjadi kesenjangan dan tidak mudahnya komunikasi antara elit Muhammadiyah dengan AMM. Namun sayangnya hal itu tidak dirasakan oleh para elitnya.
"Yang merasakan anak-anak mudanya, sementara para elit merasa sudah banyak yang dilakukan dan membawa kemajuan bagi organisasi," kata Mirdasy.
Adanya kesenjangan ini, tegas dia, tidak boleh dibiarkan. Makanya, melibatkan AMM dalam arena Musywil ke-16 Muhammadiyah Jatim di Ponorogo amat sangat diperlukan.
Kegiatan eksponen AMM ini, timpal Mirdasy, harus dilihat sebagai upaya mencari gagasan bersama, bukan sebagai ancaman. Rembuk ini adalah upaya membangun eksponen AMM sinergi membangun sinergi dengan induknya, yaitu Persyarikatan Muhammadiyah.
Baca Juga: DPR dan Pemerintahan Jokowi Dikuliti, Lihatlah 10 Poin Kontroversial Pasal KUHP Ini!
"Untuk itu, kami berharap para tokoh yang diundang bisa hadir. Ini bukan pemberontakan, tapi jalur menumpahkan uneg-uneg," pungkas Mirdasy.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: