Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mining Difficulty Bitcoin Merosot, Harga BTC Sudah Mentok Bawah?

        Mining Difficulty Bitcoin Merosot, Harga BTC Sudah Mentok Bawah? Kredit Foto: Ilustrasi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Tahun 2022 telah menjadi tahun yang benar-benar menyiksa pasar kripto dan para investor. Hal ini disebabkan The Fed yang terus menaikkan suku bunga dan membuat lesu ekonomi global.

        Tidak berhenti sampai di situ, industri kripto juga mengalami beberapa hal buruk, seperti skandal, kebangkrutan, PHK massal dan pelanggaran keamanan, yang menciptakan krisis kepercayaan dari para investor.

        Setelah pasar kripto jatuh begitu dalam, kini banyak pihak mempertanyakan, kapankah bearish pasar kripto akan berakhir dan berbalik? Semua berfokus pada sentimen global. Baru-baru ini, beberapa Ahli berpendapat bahwa pasar telah melihat tanda titik baliknya.

        Menurut data publik, sistem Bitcoin telah memotong mining difficulty pada 6 Desember dengan margin terbesar sejak Juli 2021. Tren harga BTC menunjukkan bahwa kripto memulai babak baru pasar bullish pada Juli 2021, yang membantu harga kripto utama dalam mencapai titik tertinggi sepanjang masa (ATH) di kisaran level US$69.000 .

        “Mining difficulty pada Bitcoin diharapkan menjadi tanda bahwa, bearish pasar kripto akan segera usai. Tetapi, itu tetap harus dipastikan dengan beberapa faktor lain,” ujar CEO dan Pendiri dari crypto exchange CoinEx, Haipo Yang.

        Melirik hubungan antara harga BTC dan mining difficulty, beberapa pengamat percaya bahwa ketika harga BTC terus turun, beberapa penambang kripto kecil dengan cadangan kas yang tidak mencukupi harus mematikan alat mereka karena mereka tidak akan bisa mendapatkan cukup dana untuk memulihkan biaya operasional.

        Akibatnya, hashrate Bitcoin akan turun, sehingga turut menyeret jatuh mining difficulty, alias kesulitan penambangannya. Ini telah terbukti terjadi di masa lalu.

        Pada akhir 2018, kesulitan penambangan Bitcoin turun berkali-kali, dan pasar tetap lesu selama dua bulan sebelum kripto memasuki pasar bullish jangka pendek. Pada tahun 2020, kesulitan penambangan BTC juga turun drastis beberapa kali, tetapi angka tersebut akhirnya bangkit kembali.

        Pada saat yang sama, harga BTC berfluktuasi di sekitar level terendah, namun setelah penurunan kesulitan penambangan Bitcoin yang signifikan secara berturut-turut pada Mei 2021, pasar spot pulih.

        “Meski begitu, kesulitan penambangan yang berkurang hampir tidak dapat digunakan sebagai indikator apakah harga BTC telah mencapai titik terendah. Faktor sentimen global menjadi yang utama, terlebih di masa seperti sekarang ini,” ujar Haipo Yang.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Boyke P. Siregar
        Editor: Boyke P. Siregar

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: