Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        PAN Sebut Jokowi Target Empuk Atas Gagalnya Rencana Politik: Cara Efektif Mendulang Iba!

        PAN Sebut Jokowi Target Empuk Atas Gagalnya Rencana Politik: Cara Efektif Mendulang Iba! Kredit Foto: PAN
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Ketua Partai Amanat Nasional (PAN), Viva Yoga Mauladi, menuturkan, mengambinghitamkan istana merupakan salah satu jalan yang mudah dilakukan oleh kelompok yang berada di barisan oposisi pemerintah.

        Dia menilai, hal tersebut merupakan cara yang efektif untuk mendulang simpati dan iba dari masyarakat luas. Dengan begitu, Viva menilai pihak yang berkepentingan bisa mendapatkan efek elektoral rakyat.

        Baca Juga: Jokowi Takut Disalahkan, PKS Kasih Balasan: Kalau Nggak Intervesi, Ya Santai Saja...

        Hal tersebut dia paparkan sebagai bentuk kesepakatannya pada pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang merasa menjadi kambing hitam dalam setiap aktivitas politik yang terjadi di Indonesia.

        "Mengambinghitamkan pihak Istana atau presiden adalah jalan mudah atas kegagalan rencana politik yang dilakukan oleh kelompok yang berada di luar pemerintahan," kata Viva saat dihubungi, Kamis (22/12/2022).

        "Hal ini menjadi cara efektif untuk mendulang simpati dan rasa iba masyarakat untuk mendapatkan efek elektoral mereka," tambahnya.

        Viva menuturkan, pihak yang seringkali mengambinghitamkan istana memosisikan faktor eksternal sebagai penyebab utama gagalnya rencana politik. Sementara faktor internal, lanjutnya, diabaikan sebagai faktor determinan padahal sumber kegagalan itu sendiri.

        Dia meyakini, partai politik yang lolos dalam parliamentary threshold di Senayan tidak mudah diintervensi atau diintimidasi. Pasalnya, kata Viva, partai Senayan memiliki tingkat kemandirian yang kuat.

        "Mereka tidak bisa diintervensi, diintimidasi, atau ditekan-tekan oleh pihak manapun dalam menentukan kebijakan politiknya. Contohnya dalam pembahasan rancangan Undang-undang Pemilu. Setiap partai politik memiliki standing position sendiri. Bahkan, di internal partai koalisi pemerintah pun seringkali berbeda pandangan politik," katanya.

        Lebih lanjut, Viva juga meyakini, Jokowi tidak akan turut campur tangan dalam urusan internal partai politik. Dia juga menyebut, sikap presiden dibutuhkan dalam membangun demokrasi politik yang sesuai dengan konstitusi dan prosedur yang ada.

        "Sikap presiden seperti ini tentu penting bagi pembangunan demokrasi politik yang konstitusional dan prosedural. Hal ini akan berguna bagi penguatan kelembagaan demokrasi di Indonesia," pungkasnya.

        Baca Juga: Presiden Jokowi ‘Sentil’ Partai yang Hobi Tengok Kanan-Kiri, Nasdem Balas: Kalau Gak Suka, Hobinya Nyindir!

        Sebagaimana diketahui, Jokowi mengaku khawatir pada salah satu wacana koalisi. Kekhawatiran Jokowi bukan didasarkan pada dukungannya pada rencana tersebut, melainkan pada implikasi negatif yang akan dia terima saat koalisi tersebut urung disahkan.

        Pasalnya, dia mengakui bahwa Istana menjadi objek yang paling mudah dikambinghitamkan oleh aktivitas politik tertentu. Padahal, dia juga mengaku tidak mengetahui persis koalisi tersebut.

        "Gagal koalisi nanti yang dituduh istana lagi. Istana, ini istana. Padahal kita juga nggak ngerti koalisi antar partai yang ketemu. Tapi yang paling enak itu memang mengambinghitamkan, menuduh presiden, istana, Jokowi. Paling enak itu," kata Jokowi dalam sambutannya di HUT Partai Hanura ke-16 di Jakarta Convention Center, Rabu (21/12/22).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Andi Hidayat
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: