Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tiga Jurus Sakti Kadin Jatim Hadapi Resesi Global Tahun 2023, Ini Dia!

        Tiga Jurus Sakti Kadin Jatim Hadapi Resesi Global Tahun 2023, Ini Dia! Kredit Foto: Mochamad Ali Topan
        Warta Ekonomi, Surabaya -

        Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur memprediksi tren ekspor Indonesia di tahun 2023 nanti bakal mengalami penurunan sekitar 20 persen. Hal itu karena terjadinya krisis ekonomi dan stagflasi di banyak negara sehingga mengakibatkan anjloknya permintaan secara global. 

        "Bank Indonesia memperkirakan realisasi ekspor Indonesia tahun 2023 hanya mampu naik sebesar 6 persen hingga 6,8 persen, di atas pertumbuhan perdagangan global yang menurut WTO hanya mampu bergerak positif di angka 1 persen. Hal ini berarti tren kenaikan ekspor Indonesia pada tahun 2023 diperkirakan turun sebesar 20 persen," tegas Ketua Umum Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto di Surabaya, Senin (26/12/2022). 

        Baca Juga: Elon Musk Janji Tak Akan Jual Saham Tesla Hingga Dua Tahun ke Depan: Ekonomi Berada dalam Resesi Serius

        Agar kinerja ekonomi dalam negeri, khususnya Jawa Timur, tetap bisa berjalan normal, kata Adik, Kadin Jatim akan melakukan sejumlah langkah strategis pada tahun depan. 

        "Ada tiga prioritas utama yang akan kami lakukan di tahun 2023 hingga kami optimistis kinerja ekonomi Jatim bakal tetap tumbuh sebesar 5,72 persen," ujarnya.

        Pertama, dengan memperluas pasar ekspor ke sejumlah negara dengan pertumbuhan yang masih stabil melalui misi dagang, seperti yang telah dilakukan Kadin Jatim bersama Pemprov Jatim beberapa waktu yang lalu ke Arab Saudi dan Malaysia. Malaysia menjadi prioritas negara tujuan ekspor karena ekonominya masih cukup bagus. 

        "Tahun ini, ekonomi Malaysia mampu tumbuh sekitar 14 persen, begitu juga dengan Arab Saudi. Kalau terpaksa harus masuk ke negara tujuan ekspor tradisional yang pertumbuhan ekonominya melambat, maka komoditas ekspor harus disesuaikan dengan skala prioritas kebutuhan negara tersebut," ungkapnya.

        Lebih lanjut, Adik mengungkapkan, sejauh ini Kadin Jatim juga ditugasi untuk mengelola Export Center Surabaya (ECS) yang memiliki misi membina Usaha Mirko Kecil dan Menengah (UMKM) agar mampu melakukan ekspor. Di tahun depan, realisasi ekspor melalui ECS diprediksi akan mencapai USD150 juta dari realisasi di tahun ini sebesar USD106,588 juta. 

        Di sisi lain, perdagangan dalam negeri juga harus digenjot. Kadin Jatim secara kontinyu mengikuti misi dagang antar provinsi yang digelar Pemprov Jatim.

        Baca Juga: Agar Ekonomi Tumbuh, Kadin Sebut Generasi Milenial Harus Memiliki Bisnis

        "Ini juga sebagai alternatif pasar bagi komoditas ekspor yang pertumbuhannya terkontraksi sehingga tidak sepenuhnya berorientasi ekspor seperti garmen dan alas kaki," kata Adik. 

        Prioritas kedua adalah dengan mendorong peningkatan investasi luar negeri dalam rangka hilirisasi atau down streaming industri sekunder berbasis agro dan pertambangan mineral serta pariwisata sehingga Indonesia, khususnya Jatim, menjadi pusat industrialisasi kebutuhan pokok dunia serta menjadi negara tujuan wisata dunia. Langkah ini sekaligus untuk menciptakan lapangan kerja yang luas dalam rangka mengantisipasi bonus demografi. 

        "Karena pada tahun 2031, Indonesia mendapatkan bonus demografi, di mana jumlah penduduk usia produktif mencapai 201 juta jiwa. Ini kalau disiapkan akan jadi bonus tetapi jika tidak disiapkan justru akan menjadi malapetaka. Kadin Jatim bersama Kadin Institute memiliki komitmen besar dalam peningkatan SDM. Peningkatan kualitas SDM menjadi prioritas ketiga program Kadin di tahun depan," tambahnya. 

        Sementara itu, Wakil Ketua Umum Bidang Promosi dan Perdagangan Luar Negeri Kadin Jatim, Tomy Kaihatu, mengatakan ada sejumlah tugas yang dibebankan pemerintah kepada ECSS, di antaranya sosialisasi, pendampingan dan konsultasi bagi UMKM orientasi ekspor, memberikan akses pasar, hingga identifikasi produk unggulan layak ekspor serta target ekspor bagi eksportir baru. 

        Baca Juga: Akibat Resesi, BI Prediksi Ekonomi Global Cuma Tumbuh 2,6% di 2023

        Seperti pada tahun sebelumnya, pada tahun 2022, sejumlah target yang telah ditetapkan pemerintah terhadap Pengelola ECS telah dilampaui.

        "Pada tahun 2022, realisasi ekspor melalui ESC berhasil mencapai USD106,588 juta, melebihi target yang ditetapkan sebesar USD100 juta. Begitu juga dengan pendampingan, ada sekitar 404 pengusaha yang telah mendapatkan informasi pasar ekspor dari target sebesar 200 pengusaha. Pemahaman pengusaha terhadap sejumlah perjanjian perdagangan bebas atau FTA juga mencapai 8,29 persen dari target 5 persen," jelas Tomy juga yang juga menjabat sebagai Kepala Pengelola ECS ini. 

        Adapun, untuk peningkatan SDM, Wakil Ketua Umum Bidang SDM dan Ketenagakerjaan Kadin Jatim, Nurul Indah Susanti, yang juga menjabat sebagai Direktur Kadin Institute menegaskan, pada tahun ini, ada sejumlah capai yang telah berhasil dilaksanakan Kadin Institute dalam upaya meningkatkan kualitas SDM dan ketenagakerjaan di Jatim. 

        "Melalui Kadin Institute, kami telah melakukan pelatihan dan uji kompetensi untuk 1.284 peserta, pelatihan asesor sebanyak 102 asesor. Juga telah melaksanakan Pelatihan Pelatih Tempat Kerja sebanyak 6 kali, kerja sama dengan IHK Trier Jerman," terang Nurul. 

        Kadin Institute juga telah melakukan pelatihan dan uji kompetensi pemeriksa atau kurator produk UMKM sebanyak 187 kurator dan telah berhasil mengkurasi 825 UMKM dengan jumlah produk sebanyak 1.300 item produk.

        "Pada tahun depan, harapan kami akan mampu melakukan pelatihan dan uji kompetensi kepada 1.540 peserta," katanya. 

        Baca Juga: Sukseskan Visi Jokowi, Kadin Indonesia Siapkan Roadmap Indonesia Emas 2045

        Agar target tersebut terpenuhi, Kadin Jatim dan Kadin Institute menargetkan pendirian Rumah Vokasi di empat daerah.

        "Sebagai pilot project, Rumah Vokasi sudah didirikan di Gresik. Rumah Vokasi ini berfungsi sebagai tempat industri untuk melakukan komunikasi dengan seluruh stakeholder terkait dalam peningkatan SDM, termasuk dalam hal harmonisasi kurikulum antara dunia industri dengan dunia pendidikan," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Mochamad Ali Topan
        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: