Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jokowi Sering Sebut Politik Identitas, Sentilan Rocky Gerung: Dia Nggak Paham, Akibat Bergaul dengan Orang Dungu

        Jokowi Sering Sebut Politik Identitas, Sentilan Rocky Gerung: Dia Nggak Paham, Akibat Bergaul dengan Orang Dungu Kredit Foto: Instagram Rocky Gerung Official
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pengamat Politik Rocky Gerung merespons pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang belakangan kerap memberi ultimatum larangan penggunaan politik identitas. Ia menilai Jokowi hanya mendengar dan ikut-ikutan saja soal narasi Politik Identitas tanpa tahu apa 'identitas' itu sendiri.

        "Pak Jokowi dengar doang politik identitas, di dalam kepalanya Islam, selesai karena enggak paham. Yang salah bukan Pak Jokowi, lingkungannya yang brief dengan cara yang buruk. Itu akibatnya bergaul dengan orang dungu," tegasnya saat tampil di kanal YouTube Indonesia Lawyers Club (ILC), dikutip pada Selasa, (27/12/2022).

        Baca Juga: Telak! Jokowi Rajin Teriak Soal Politik Identitas, Rocky Gerung Sarankan untuk Mulai Baca Buku: Makanya Jangan 'Kerja, Kerja, Kerja' Aja!

        Rocky membahas masalah identitas itu sendiri dari sisi etimologi. Dia menjelaskan sebelum seseorang itu mati, maka identitas bisa berubah-ubah.  

        Rocky mencontohkan politikus PDIP Aria Bima yang turut hadir dalam diskusi tersebut, tidak ada jaminan akan terus membawa nilai-nilai Soekarno yang selalu diklaim oleh PDIP.

        "Karena cuma orang mati yang bisa diidentifikasi. Itu etimologinya," tuturnya.

        Baca Juga: Geger! Rocky Gerung Pasang Badan Buat Jokowi Soal Politik Identitas: Dia Nggak Salah, Itu Akibat Bergaul dengan Orang-orang Dungu!

        Rocky lantas mendorong pihak-pihak yang kerap menyuarakan politik identitas untuk menambah lagi referensi bacaannya. Hal ini penting lantaran kerap membuat kegaduhan.

        "Itu pentingnya baca, baca, baca. Jangan kerja, kerja, kerja saja, bangsa ini didirikan oleh orang yang membaca buku," jelasnya.

        Untuk diketahui, isu politik identitas dimunculkan lagi seiring dengan tahun pemilu 2024. Salah satunya karena kandidat bakal calon presidennya adalah Anies Baswedan

        Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut tak terlepas dari label politik identitas karena sejak masa lalunya ketika mengikuti ajang Pilkada DKI melawan Basuki Tjahaja atau Ahok.

        Baca Juga: Situasi Ngeri Kalau Anies Mainkan Politik Identitas, Indonesia Rasa Timur Tengah

        Presiden Joko Widodo atau Jokowi mewanti-wanti beredarnya isu suku, agama dan ras (SARA) di media sosial jelang pesta demokrasi, pemilihan umum (pemilu) serentak 2024 mendatang. 

        Bahkan, Jokowi meminta kepada Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk membuat aturan yang jelas sehingga tidak multitafsir.

        Hal itu disampaikan presiden saat membuka Konsolidasi Nasional (Konsolnas) 2024 untuk memantapkan kinerja dan soliditas jajaran pengawas pemilu dalam mengawal pengawasan tahapan penyelenggaraan pemilu tahun 2024 di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan pada Sabtu (17/12/2022).

        Baca Juga: Gambarkan Bahaya Politik Identitas, Politikus Hanura Khawatir Anies Baswedan Bakal Gunakan di Pilpres 2024

        Jokowi sendiri mengapresiasi program pengawasan yang dibuat Bawaslu dengan memberlakukan patroli siber di media sosial.

        "Saya senang tadi Pak Ketua Bawaslu Rahmad Bagja, bahwa akan ada pengawasan media sosial, ada polisi sibernya di situ. Karena memang problemnya sering dimulai dari medsos," kata Jokowi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: