Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dibongkar 2 Kali Angela Merkel, Ukraina Sebenarnya Cuma Memperkuat Militernya?

        Dibongkar 2 Kali Angela Merkel, Ukraina Sebenarnya Cuma Memperkuat Militernya? Kredit Foto: AP Photo/John Macdougall
        Warta Ekonomi, Berlin -

        Mantan Kanselir Jerman Angela Merkel sekali lagi menegaskan bahwa kesepakatan damai Ukraina 2014-2015 yang dia bantu atur dimaksudkan untuk memungkinkan Kiev memperkuat angkatan bersenjatanya.

        Kesepakatan Minsk, yang ditengahi oleh Jerman, Prancis, dan Rusia, dimaksudkan untuk menghentikan pertempuran di Donbass dan menciptakan jalan bagi reintegrasi damai kawasan itu ke Ukraina.

        Baca Juga: Ramalan Pendahulu Putin Bikin Gempar; Eropa Pecah Gegara Prancis dan Jerman, Bank Dunia Bubar

        Kiev berjanji untuk memberlakukan reformasi konstitusional yang akan memberikan otonomi kepada Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk. Kesepakatan itu, bagaimanapun, tidak pernah dilaksanakan, karena Ukraina memperdebatkan interpretasi perjanjian tersebut.

        “Perjanjian Minsk 2014 merupakan upaya untuk memberikan waktu kepada Ukraina,” kata Merkel kepada majalah Italia Sette pada hari Selasa.

        “Ukraina telah menggunakan waktu ini untuk menjadi lebih kuat, seperti yang kita lihat sekarang. Negara 2014-15 tidak sama dengan sekarang. Dan saya ragu NATO bisa berbuat banyak untuk membantu Ukraina seperti yang dilakukannya sekarang.”

        Mantan Presiden Ukraina Pyotr Poroshenko mengatakan pada bulan Juni bahwa Kiev telah menggunakan perjanjian Minsk untuk mengulur waktu guna membangun kembali militer dan ekonominya.

        Merkel membuat poin serupa bulan ini, menggambarkan perjanjian itu kepada surat kabar Die Zeit sebagai upaya untuk memungkinkan Ukraina "menjadi lebih kuat".

        Moskow mengutip kegagalan Kiev untuk mengimplementasikan Minsk sebagai salah satu alasan meluncurkan operasi militernya di negara tetangga pada akhir Februari.

        Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa kata-kata Merkel menunjukkan bahwa "mereka juga berbohong kepada kami dan hanya ingin memompa Ukraina dengan senjata dan mempersiapkannya untuk konflik militer."

        Pandangan Merkel tentang perjanjian Minsk juga dikritik oleh Presiden Serbia Aleksandar Vucic, yang menggambarkan pengungkapan dari wawancara Die Zeit sebagai "luar biasa".

        Vucic berjanji untuk menarik pelajaran bagi Beograd, yang di masa lalu telah melakukan negosiasi yang ditengahi UE dengan wilayah Kosovo yang memisahkan diri.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: