Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Demokrat Naik Pesat, Kini Tantang PDIP dan Gerindra di 3 Besar

        Demokrat Naik Pesat, Kini Tantang PDIP dan Gerindra di 3 Besar Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PDIP dan Gerindra masih menjadi partai dengan elektabilitas tertinggi dalam survei Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research. PDIP masih tetap unggul dengan elektabilitas mencapai 18,5 persen, disusul oleh Gerindra sebesar 12,0 persen.

        Yang mengejutkan, elektabilitas Partai Demokrat mengalami kenaikan, yakni dari 4,7 persen pada Juli 2022 menjadi 7,4 persen pada Desember 2022. Alhasil, partai yang dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tersebut mampu menempati peringkat tiga.

        Baca Juga: Wacana KIB ‘Rebut’ Ganjar Pranowo dari PDIP Hanya Isu, Hensat: Emang Golkar Mau Berurusan dengan PDIP?

        "Di tengah stagnan nya partai-partai politik, Demokrat justru mengalami kenaikan tingkat elektabilitas," ucap Direktur Eksekutif indEX Research Vivin Sri Wahyuni dalam hasil survei yang diterima di Jakarta, Kamis (29/12).

        Melejitnya elektabilitas Demokrat menggeser Golkar ke peringkat keempat, sebesar 7,1 persen. Seperti halnya PDIP dan Gerindra, tren elektabilitas Golkar cenderung stagnan. Demikian pula dengan PKB yang meraih elektabilitas 6,8 persen.

        Sementara itu, Partai Solidaritas Indonesia juga mengalami kenaikan elektabilitas, kini mencapai 6,2 persen. Hanya PKS yang mengalami penurunan elektabilitas, sekarang tersisa 5,6 persen.

        Menurut Vivin, belum ada peningkatan eskalasi politik yang berarti sepanjang tahun 2022. Terbentuknya koalisi partai-partai seperti Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya masih sebatas penjajakan dan upaya untuk konsolidasi.

        "Dinamika justru terjadi di kalangan partai-partai oposisi, di mana Demokrat dan PKS mengalami fluktuasi naik dan turun," ucap Vivin.

        Rivalitas muncul di antara kubu oposisi, khususnya dalam mendesakkan kepentingan masing-masing untuk menggolkan figur calon wakil presiden yang bakal diusung untuk mendampingi mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

        Sejauh ini, baru NasDem yang secara resmi mendeklarasikan Anies sebagai calon presiden, tetapi koalisi yang digadang-gadang dengan melibatkan Demokrat dan PKS tidak kunjung terealisasi. Rencana ketiga partai untuk mengumumkan koalisi pada 10 November lalu batal terwujud.

        "Demokrat dan PKS berharap bisa meraih coattail effect dari pencapresan Anies. Karena itu, figur cawapres menjadi titik sentral persaingan kedua partai," ucap Vivin.

        Baca Juga: Jika Coba-coba Resuffle Menteri dari Nasdem, Presiden Jokowi Disebut Bakal Kena ‘Getahnya’

        Sementara itu, tuturnya melanjutkan, NasDem belum pulih dari anjloknya elektabilitas, kini masih terbenam di angka 1,7 persen. Survei indEX Research dilakukan pada 11-20 Desember 2022 terhadap 1.200 orang mewakili semua provinsi.

        Responden dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling) dan diwawancara tatap muka. Margin of error survei sebesar kurang lebih 2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: