Industri Teknologi Indonesia dalam Kacamata Nadiem Makarim dan Gita Wirjawan, Simak!
Melihat kondisi ekosistem dan industri teknologi di Indonesia saat ini, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Menristekdikti) RI, Nadiem Makarim, menyampaikan bahwa Indonesia masih dalam ronde pertama dalam masa kejayaan yang belum mencapai puncaknya. Meskipun sudah ada beberapa perusahaan besar, namun masih ada ruang untuk para pemain kecil di industri ini.
"Kondisi teknologi di Indonesia saat ini lagi menurut saya ya masih dalam masa jayanya. Karena market kita begitu besar di Indonesia jadi apa pun yang kita lakukan, startup atau produk digital itu pasar yang sangat besar sehingga kesempatan untuk didanai, kesempatan untuk mendapatkan user yang banyak dan juga dikali jumlah permasalahan yang ada di Indonesia," tutur Menristekdikti Nadiem seperti dikutip pada Jumat (30/12/2022) dalam sebuah video berjudul Technology Disruption: Risks and Opportunities | Tech Seminar yang diunggah di akun YouTube TVNU Televisi Nahdlatul Ulama.
Baca Juga: Mantap! BMW Akan Integrasikan Blockchain ke Layanan Operasional Bagi Pelanggan di Thailand
Dengan mengatakan bahwa generasi muda memiliki kesempatan yang sangat besar di dalam industri teknologi ini, Nadiem juga mengatakan bahwa situasi teknologi di Indonesia merupakan sektor yang sangat menjanjikan meski memiliki banyak risiko yang dibawa. Namun begitu, sektor ini tetap akan menjadi sektor yang luar biasa dan menjadi sektor masa depan yang cerah bagi industri digital di Indonesia.
Sepakat dengan pendapat Nadiem Makarim, pendidik dan pengusaha Gita Wirjawan turut menjelaskan bahwa kejayaan sektor teknologi di Indonesia dapat dilihat dari cerminannya, yaitu melalui tingkat produktivitas dalam lima tahun terakhir yang terjadi di dalam tiga sektor nyata.
"Yang pertama itu adalah sektor aviasi (penerbangan), pesawat, dengan munculnya low cost carrier dengan pemberdayaan teknologi itu sudah kelihatan peningkatan yang pesat sekali dan masif. Sektor kedua tentunya adalah jasa keuangan dengan ditempelnya teknologi yang masih realtif rendah itu produktivitas sangat kelihatan meningkat bahkan lebih dari lima kali lipat dalam beberapa tahun terakhir," terang Gita.
Ia menambahkan, "Yang terakhir adalah sektor marketplace, bagaimana kita sudah bisa mengantarkan barang, jasa, dan orang dari satu tempat ke tempat yang lain itu dengan efisiensi dan efektivitas yang jauh lebih tinggi daripada sebelum-sebelumnya. Saya tetap berpendapat untuk lima sampai 10 tahun ke depan Indonesia itu belum bisa menjadi kreator, tapi lebih menjadi pengguna dan enabler terkait dengan teknologi-teknologi yang sifatnya mungkin masih relatif rendah."
Namun demikian, Gita menjelaskan bahwa Indonesia masih bisa beranjak dalam dua hal, yaitu yang pertama beranjak ke sektor lain yang belum terlihat disrupsi nyatanya, termasuk sektor peternakan, pertanian, pendidikan, kesehatan, energi, properti, pariwisata, dan lainnya.
Kemudian yang kedua Gita menjelaskan bahwa Indonesia masih bisa beranjak dari kultur low-tech menjadi high-tech. Untuk beranjak dalam hal ini, Gita menekankan perlunya topangan dna dukungan serta partisipasi dari seluruh pemangku kepentingan bukan hanya di Pemerintah saja tapi khususnya dari swasta untuk bisa mengakselerasi bagaimana Indonesia bisa beranjak di dua hal tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: