Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pengamat Sebut KPU Sebagai Lembaga Penuh Sensasi, Ini Alasannya!

        Pengamat Sebut KPU Sebagai Lembaga Penuh Sensasi, Ini Alasannya! Kredit Foto: Antara/Abriawan Abhe
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy'ari menyebut ada kemungkinan sistem Pemilu 2024 Indonesia menggunakan proporsional tertutup.

        Mengenai hal ini, Direktur Lingkar Madani Indonesia (Lima Indonesia) Ray Rangkuti menilai KPU sebagai lembaga penuai kontroversi dan sensasi. Padahal, sebelumnya, KPU masih menuai kontroversi akibat penetapan partai politik peserta Pemilu 2024.

        “Belum selesai dengan kontroversi penetapan partai politik, kini KPU memunculkan perbincangan tentang sistem pemilu yang di luar tupoksi mereka,” ujar Ray kepada GenPI.co, Sabtu (31/12).

        Selain itu, Ray juga menyoroti imbauan Hasyim kepada calon legislatif di Pemilu 2024 agar tidak terburu-buru memasang baliho dengan foto diri.

        Baca Juga: Daripada Jadikan Pileg dengan Sistem Proporsional Tertutup, Presidium Kornas Sebut Revisi UU Partai Politik Lebih Mendesak Dilakukan

        “Imbauan agar sosialisasi tidak terlebih dahulu dilakukan dengan foto diri seakan-akan menunjukan sikap yang mendukung sistem proporsional tertutup,” tuturnya.

        Menurut Ray, ide tersebut cenderung memundurkan sistem Pemilu yang dilakukan secara terbuka dan transparan kepada rakyat.

        “Proporsional terbuka adalah jawaban atas keputusasaan publik atas kinerja dan kepedulian partai yang seolah abai terhadap amanah rakyat,” kata dia.

        Ray juga mengatakan bahwa proporsional tertutup merupakan sistem yang dikritik secara luas lantaran hanya akan melahirkan caleg atau politisi yang membebek.

        Baca Juga: Waduh Gawat! Anak Buah Megawati Cium Manuver Gerakan Nusantara Bersatu Relawan Jokowi: Ingin Menggalang Kekuatan untuk Menekan…

        “Mereka tidak peduli apa kata rakyat. Selama punya hubungan dengan ketua partai, jatah untuk dapat dapil dengan nomor urut atas potensial tetap didapat,” ujar Ray.

        Oleh sebab itu, menurutnya, sistem pemilu proporsional tertutup seakan-akan meminta rakyat agar membeli kucing dalam karung.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: