Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Awas Salah Arah! Indonesia Malah Cabut PPKM Pas Dunia Waspada Varian Baru Covid-19

        Awas Salah Arah! Indonesia Malah Cabut PPKM Pas Dunia Waspada Varian Baru Covid-19 Kredit Foto: Unsplash/Zhang Kenny
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        China, Amerika Serikat, Australia, dan Malaysia serta negara lain semakin waspada dengan ancaman Covid-19 varian XBB 1.5 dan BN1 yang meledak. Hasilnya, negara itu menerapkan kebijakan pembatasan pendatang dari China dan mengharuskan tes negatif virus corona bagi penumpang udara.

        Hal tersebut bertujuan menunda transmisi varian baru Covid-19, meskipun mayoritas warga China menderita varian Omicron yang sudah tersebar luas di AS dan negara lainnya. Ini diperkuat komitmen Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS yang bergerak cepat melakukan pengawasan virus genomik.

        Baca Juga: Covid-19 di Indonesia, Denny JA Tunggu Jokowi Ucapkan 'Perpisahan': Sebelum Tutup 2022 atau di Awal 2023

        Pakar kebijakan publik Narasi Institute Achmad Nur Hidayat mengatakan pemerintah Indonesia mengambil kebijakan yang kontradiktif dengan situasi tersebut karena telah mengumumkan bahwa Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dicabut. Meskipun tidak jelas penghapusan seperti apa yang dimaksud.

        Pasalnya, lanjut Achmad, AS memperluas program Traveler-base Genomic Surveillance atau TGS, yang dapat mendeteksi dan mengkarakterisasi varian baru virus penyebab Covid-19 melalui pengambilan sampel menggunakan penyeka hidung yang dilakukan kepada para pelancong di bandara internasional utama AS, dan mengujinya untuk virus corona. 

        Jika virus corona terdeteksi, genom virus diurutkan untuk mengidentifikasi varian baru. Sampel disimpan anonim.

        Dalam keterangan resmi CDC AS, TGS ini diterapkan di tujuh bandara, mencakup 500 penerbangan dari setidaknya 30 negara, termasuk sekitar 290 penerbangan mingguan dari China dan sekitarnya. Dan sekitar 80.000 wisatawan berpartisipasi dari November 2021 hingga Desember 2022.

        "Upaya ini semakin diperluas menjadi sistem radar nasional dan akhirnya global yang mengawasi munculnya virus dan bakteri di Amerika Serikat," terang Achmad.

        Pakar kebijakan publik menegaskan, Indonesia semestinya melakukan hal yang sama untuk dapat mencegah masuknya pendatang dari China sebagai upaya memproteksi masyarakat dari virus yang dianggap semakin mengganas ini.

        "Varian baru Covid-19 XBB dan BN.1 sudah masuk ke Indonesia sehingga Indonesia harus lebih ekstra melakukan pengawasan penyebaran varian baru ini," papar Achmad. 

        Baca Juga: Hong Kong Terapkan Aturan Pelonggaran, Batal Capai Target Nol Covid?

        Ia melanjutkan, Indonesia sering melonggarkan masuknya TKA-TKA China sehingga memperbesar resiko terhadap penyebaran varian-varian baru dari Covid-19 ini.

        "Indonesia tidak boleh terlalu percaya diri dengan beranggapan bahwa Indonesia mempunyai sistem penanganan Covid yang teruji. Kewaspadaan ini akan lebih mudah jika pintu-pintu masuk ke wilayah NKRI baik itu melalui bandara ataupun pelabuhan-pelabuhan yang diperketat daripada mengkondisikan masyarakat melalui PSBB ataupun PPKM yang berdampak buruk terhadap perekonomian nasional," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: