Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sinyal Reshuffle Makin Kencang Usai Elit PDIP dan PPP Menghadap Jokowi di Istana, Bakal Terjadi di Hari Rabu Pon?

        Sinyal Reshuffle Makin Kencang Usai Elit PDIP dan PPP Menghadap Jokowi di Istana, Bakal Terjadi di Hari Rabu Pon? Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Isu reshuffle kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) semakin menguat usai kedatangan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Plt Ketum PPP Muhammad Mardiono ke Istana Negara.

        Hasto bertandang ke Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin (2/1/2022) lalu. Jokowi menerima kedatangannya sekitar pukul 14.30 WIB. Jebolan program doktoral Universitas Pertahanan ini mengaku menghadap Jokowi atas perintah Ketumnya yakni Megawati Soekarnoputri. 

        Baca Juga: Gara-Gara Reshuffle PDIP vs Nasdem Ribut, Jokowi Justru Adem Ayem, Selow!

        Namun, ia membantah, pertemuan tersebut membahas reshuffle. Hasto bilang, kedatangannya ke Istana hanya mengantarkan undangan HUT PDIP yang akan digelar Selasa (10/1/2022) pekan depan.

        "Kalau yang terkait reshuffle, itu kan ranahnya Presiden," elak Hasto.

        Meskipun ia tidak menampik jika parpol koalisi tentu akan diajak bicara terlebih dahulu sebelum Presiden mengambil keputusan reshuffle. Termasuk PDIP, sebagai partai pendukung utama.

        "Khususnya dengan Ibu Megawati Soekarnoputri, sehingga itu bukan ranah kami. Itu ranah pemimpin tertinggi dari PDI Perjuangan yaitu Megawati Soekarnoputri," lanjutnya.

        Tapi ada nyinggung reshuffle dong? "Ya rahasia, namanya ditugaskan. Kan kita ketemu dengan Presiden Jokowi kan sifatnya very very strickly confidential," jawab Hasto, diplomatis.

        Selang sehari, gantian Mardiono yang datang ke Istana. Plt Ketum PPP ini diterima kepala negara, kemarin. Sama seperti Hasto, bos partai Ka'bah ini juga mengaku tidak membahas isu reshuffle dengan Jokowi. Secara diplomatis, dia bilang pertemuan itu hanya membahas soal kondusifitas nasional saja.

        "Tadi ndak menyinggung soal reshuffle," kilahnya, kemarin.

        Dalam pembicaraannya itu, ia melihat Jokowi memberi atensi yang cukup besar pada masalah kemiskinan, ketahanan pangan, dan ancaman resesi dunia.

        Baca Juga: Reshuffle Bikin Harap-Harap Cemas, Siapa yang Akan Terhempas?

        "Tadi tidak membicarakan isu politik, apalagi isu reshuffle, beliau tidak sampaikan itu," tutur mantan anggota Wantimpres ini.

        Benarkah reshuffle sudah di depan mata? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat membenarkan hal tersebut. Bahkan sesuai kebiasaan Jokowi, dia memprediksi Jokowi akan mengumumkan reshuffle pada hari Rabu pon. Sesuai kalender Jawa, Rabu Pon jatuh pada 1 Februari 2023.

        "Ya, biasanya Rabu pon, Rabu pon ya. Rabu pon itu setiap bulan ada rabu pon. Nah, jadi kita tunggu saja, Rabu ponnya itu yang bulan apa," kata Djarot, di Kantor DPP PDIP, Jakarta,  kemarin. 

        Yang pasti, lanjut Djarot, sinyal Jokowi akan melakukan reshuffle sudah sangat terang benderang. Soal waktu, kata dia, hanya masalah teknis saja.

        Baca Juga: Djarot Saiful Hidayat Yakini Reshuffle Kabinet Pasti Dilakukan Presiden Jokowi: Ini Adalah Sebuah Keniscayaan!

        "Yes, keniscayaan [reshuffle], kalau menurut saya," tegas eks Wakil Gubernur DKI Jakarta itu.

        Peneliti Indikator Politik Indonesia (IPI), Bawono Kumoro juga punya analisa yang sama. Kata dia, pertemuan dua elit parpol dengan Jokowi jadi sinyal reshuffle sudah di depan mata. Namun, kapan dan seperti apa perombakan kabinet yang akan dilakukan, tentunya hanya Jokowi yang tahu. 

        "Boleh jadi hal itu menjadi pertanda bagi reshuffle kabinet dalam waktu tidak terlalu lama," kata Bawono, tadi malam.

        Mungkinkah reshuffle ini akan menendang NasDem dari kabinet? Bawano mengakui, dalam beberapa pekan ini, PDIP cukup getol mendorong Presiden untuk menggusur menteri-menteri asal Partai NasDem, usai partai yang dikomandoi Surya Paloh itu mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024.

        "Memang tidak dapat dimungkiri sekali PDI Perjuangan sangat tidak suka sekali dengan sikap Partai NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden," lanjutnya.

        Soal apakah Jokowi akan mengambil pertimbangan politik dalam menggeser menteri-menteri dari NasDem, menurutnya bukanlah sesuatu yang diharamkan. "Karena reshuffle kabinet selama ini tentu mengandung dua pertimbangan. Yaitu pertimbangan kinerja dan pertimbangan politik," pungkasnya.

        Sebelumnya, Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara (Menseneg) Faldo Maldini mengatakan, Presiden saat ini dalam posisi mendapat kepercayaan tinggi dari masyarakat untuk mengeluarkan kebijakan apapun, termasuk reshuffle. Sehingga, ia meyakini, apapun keputusan Jokowi saat ini akan didukung oleh rakyat. Termasuk mencopot menteri dari parpol pendukungnya.

        "Tidak ada persoalan. Presiden mau reshuffle detik ini atau tidak, sangat mungkin. Rakyat percaya langkah yang Beliau ambil," kata Faldo ketika dikonfirmasi, kemarin.

        Baca Juga: NasDem Bakal Ditendang? Djarot Sebut Reshuffle Akan Terjadi: Tunggu Saja!

        Bahkan, ia mengibaratkan Jokowi seperti pedagang yang lagi untung banyak. Sehingga tidak akan ragu-ragu mengambil keputusan, baik yang beresiko tinggi maupun rendah.

        "Ibarat orang dagang, lagi untung banyak, jadi bebas mau ambil pilihan beresiko tinggi atau rendah. Besok mau reshuffle juga tidak ada soal, mau jelang habis juga tidak ada masalah," tambahnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: