Siang-Malam Cuma Nyinyir Anies Baswedan, Refly Harun Pasang Badan Buat Fahri Hamzah: Ini Kenyataan Politik, Tapi...
Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah semakin sering “menyenggol” Anies Baswedan yang merupakan Bacapres Partai NasDem. Terbaru ia menyebut Anies tidak akan berhasil maju jadi capres 2024.
Mengenai hal ini, Pakar Hukum Tata Negara dan Pengamat Politik Refly Harun mengungkapkan apa yang Fahri Hamzah sebutkan tak sepenuhnya salah mengingat sistem politik saat ini mengharuskan 20 persen kursi legislatif.
“Ya mungkin saja, karena nasibnya semata-mata bergantung pada Parpol dan harus 20 persen,” ujar Refly lewat analisisnya di kanal Youtube miliknya, dikutip Rabu (4/1/23).
Sebagaimana diketahui, sampai saat ini baru NasDem yang resmi mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres. Dua partai lain yakni PKS dan Demokrat masih belum melakukan serupa sehingga 20 persen belum tercapai.
Karenanya, Refly mengingatkan agar para pendukung Anies tidak sewot berlebihan dalam merespons Fahri Hamzah.
"Ini realitas politik yang harus tetap diperhitungkan,” ungkapnya.
Meski demikian, Refly juga mengkritisi titik kritik Fahri Hamzah ke Anies yang menekankan untuk meninggalkan menemui massa saat ini dan mulai adu gagasan/berdebat/berdiskusi yang menurutnya hal itu wajib dilakukan.
Menurut Refly, Fahri Hamzah terlalu idealis sampai memcampuradukkan antara Das Sollen (Yang Diharapkan) dengan Das Sein (Yang seharusnya). Jika Anies mengikuti yang sepenuhnya Fahri katakan menurut Refly hanya berujung pada tidak tertariknya Parpol sedangkan untuk maju di Pilpres dibutuhkan jatah kursi legislatif yang dimiliki Parpol.
“Saya tidak setuju juga ketika dia mencampuradukkan Das Sein dan Das Sollen soal adu gagasan dsb, nanti ketika orang bicara adu dan debat gagasan ‘eh elu calon presiden saja bukan’,” jelasnya.
“Ini soalnya, karena sistem pilpres kita sistem yang sangat tidak demokratis, menghina akal sehat sesungguhnya,” tambahnya.
Soal Fahri Hamzah yang lebih “ngurusin” Anies Baswedan dibandingkan kandidat lain yang merupakan kubu istana, Refly menilai mungkin saat itu konteksnya Fahri sedang ditanya mengenai Anies sehingga tidak mau melebar kemana-mana.
Pun demikian, Refly menganggap wajar jika Anies terus menjadi perhatian. Hal ini menurut Refly karena ketertarikan orang dalam mengangkat Anies dalam perbincangan sangat besar dibandingkan kandidat lainnya.
“Karena Anies magnitude-nya besar dan tinggi, news maker,” ungkapnya.
“Justru itu yang harus dipahami sebagai blessing in disguise. Semakin banyak tokoh dikritik maka dia punya magnitude pemberitaan,” jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: