Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pengamat: Penurunan Harga Pertamax Belum Mampu Kerek Pengguna Pertalite Beralih ke Pertamax

        Pengamat: Penurunan Harga Pertamax Belum Mampu Kerek Pengguna Pertalite Beralih ke Pertamax Kredit Foto: Pertamina
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Peneliti Climate Policy Unit & Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Novia Xu menilai penurunan harga harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan Research Octane Number (RON) di atas 92 oleh PT Pertamina belum dapat mengerek pengguna Pertalite beralih ke Pertamax. 

        Pasalnya setelah penyesuaian, harga BBM non-subsidi kini memang lebih mendekati harga BBM bersubsidi, namun masih terdapat selisih yang cukup signifikan antara keduanya. 

        "Masih ada selisih yang cukup signifikan, hampir Rp3 ribu per liter. Insentif bagi pengguna Pertalite untuk beralih ke Pertamax rasanya masih terbatas," ujar Novia saat dikonfirmasi Warta Ekonomi, Kamis (5/1/2022).

        Baca Juga: Harga Pertamax Turun, Pengamat Nilai sebagai Bentuk Sosialisasi dan Perlu Apresiasi

        Novia menyebut masih ada kemungkinan potensi penurunan beban subsidi BBM, namun tidak menjadi alasan bagi pemerintah untuk tidak meneruskan program reformasi subsidi yang lebih efektif dan tepat sasaran. 

        "Apalagi ada juga upaya pemerintah dalam menggalakkan transisi ekonomi hijau. Tentu harga BBM yang lebih tinggi bisa membantu masyarakat mempertimbangkan opsi transportasi yang lebih ramah lingkungan," ujarnya.

        Diberitakan sebelumnya, harga bahan bakar minyak atau BBM jenis Pertamax dari Rp13.900 per liter menjadi Rp12.800 per liter mulai Selasa, 3 Januari 2023. Begitu pula dengan harga produk lain, seperti Pertamax Turbo dan Dexlite.

        Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan komitmen pemerintah yang tetap memberikan subsidi bagi masyarakat untuk jenis BBM khusus penugasan (JBKP) Pertalite dan jenis BBM tertentu (JBT) Solar subsidi. Melalui mekanisme subsidi dan kompensasi, Erick menyampaikan harga Pertalite tetap sebesar Rp10 ribu per liter dan Solar subsidi sebesar Rp6.800 per liter.

        "Ini tentu berbeda dengan BBM nonsubsidi yang mengikuti tren harga pasar dan harga minyak mentah dunia. Untuk Pertalite dan Solar subsidi, pemerintah tetap berkomitmen untuk memberikan subsidi sehingga harganya tidak berubah," ujar Erick saat melakukan peninjauan di SPBU Pertamina 31.128.02 Jalan MT Haryono, Jakarta, Selasa (3/1/2023).

        Meski tak berubah, Erick menyebut harga Pertalite dan Solar subsidi sejatinya masih berada di bawah harga keekonomian. Pemberian subsidi, menurut Erick, menjadi bukti keberpihakan dan keseriusan pemerintah dalam membantu masyarakat dalam menatap tahun baru penuh optimisme.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Djati Waluyo
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: