Belum Mau Majukan Ganjar atau Puan, Megawati Terbaca Lagi Jalankan Strategi: PDIP Masih...
Pengamat Politik Direktur Profetik Institute, Muh Asratillah menyoroti bagaimana belum adanya deklarasi calon presiden dari PDI Perjuangan.
Dirinya menduga ada beberapa kemungkinan hal tersebut terjadi, khususnya saat melihat keengganan untuk mengumumkan nama yang sudah ada di kantong Megawati Soekarnoputri.
Baca Juga: Belum Diumumkan, Anak Buah Megawati Sudah Yakin Ganjar Akan Jadi Penerusnya Jokowi: Presiden Kami!
Menurutnya, hal tersebut terkait dengan strategi yang akan digunakan oleh partai wong cilik tersebut untuk memenangkan Pilpres 2024.
Kemungkinan pertama, sampai saat ini Ganjar Pranowo yang memiliki elektabilitas tinggi dan didukung oleh sebagian konstituen PDIP di tingkat akar rumput belum kunjung direstui oleh Megawati sebagai capres usungan PDIP, dengan beberapa alasan tertentu.
"Sedangkan di sisi lain Puan Maharani yang merupakan penerus trah Soekarno, sampai saat ini masih memiliki elektabilitas rendah sebagai calon presiden," katanya.
Lanjut dia, hal ini tentunya membuat PDI-P berada dalam situasi dilematis, jika dukungan diberikan kepada Ganjar maka agak sulit bagi Puan untuk masuk dalam kontestasi pilpres, dan ini akan memperkecil peran trah Soekarno di internal PDIP di masa mendatang.
Baca Juga: Terus Dipaksa Buat Usung Ganjar Pranowo atau Puan Maharani, Megawati: Gile, Enak Aja!
"Namun jika Puan Maharani dipaksakan maju, maka akan sulit untuk memenangkan pilpres," jelasnya.
Kemungkinan kedua, adanya situasi dinamis di internal PDIP sendiri, serta situasi dinamis antara PDIP dengan Jokowi. Mungkin saja kata dia, Mega tidak ingin tergesa-gesa mengumumkan capres, karena masih menunggu perkembangan lebih lanjut kedua dinamika tersebut.
Baca Juga: PDIP Dikudeta Jokowi dan Ganjar Tak Akan Terbukti, Sinyal Trah Soekarno Jaya Lagi: Itu Ada Dua...
"Kemungkinan ketiga, PDIP masih wait and see terhadap dinamika parpol-parpol lain, serta manuver para King-Maker. Karena pileg dan pilpres akan terlebih dahulu dilaksanakan dibanding pilkada," tuturnya.
Dia menambahkan, bahkan parpol-parpol besar mempersyaratkan figur-figur bacalon kepala daerah yang ingin mendapatkan rekomendasi parpol, untuk maju di pileg terlebih dahulu.
"Hal ini tentunya mempertegas keberpihakan bacalon kepala daerah kepada parpol tertentu, dan itu berarti memperjelas posisinya akan mendukung capres yang mana," demikian pandangan Asratilla.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar