Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ekspor RI Tembus US$291,98 Miliar Sepanjang 2022, BPS: Tapi Pertumbuhannya Melambat

        Ekspor RI Tembus US$291,98 Miliar Sepanjang 2022, BPS: Tapi Pertumbuhannya Melambat Kredit Foto: BPS
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor Indonesia sepanjang 2022 mencapai US$291,98 miliar atau naik 26,07%, dibanding periode yang sama tahun 2021.

        Meski begitu, Kepala BPS Margo Yuwono menyampaikan, secara tahunan, pertumbuhan ekspor Desember 2022 mengalami perlambatan dibanding dengan pertumbuhan Desember tahun lalu.

        Baca Juga: Penurunan Kinerja Ekspor Berlanjut, Desember Nilainya jadi US$23,83 Miliar

        "Jadi kalau dilihat kinerja Desember ini masih tumbuh secara year-on-year, tetapi kalau dibandingkan dengan Desember 2021, pertumbuhannya melambat," ujar Margo, dalam konferensi pers di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Senin (16/1/2023).

        Ia menyampaikan, secara bulanan, nilai ekspor Indonesia pada Desember 2022 mencapai US$23,83 miliar atau mengalami penurunan 1,10%, dibanding ekspor di bulan sebelumnya, November 2022. 

        "Pada 2021 dan 2022, pertumbuhan ekspor bulan Desember terhadap November mengalami penurunan secara month to month," jelas Margo.

        Lalu, Margo juga mengatakan, ekspor nonmigas pada Desember 2022 mencapai US$22,35 miliar, turun 2,73 persen dibanding November 2022.

        "Penurunan terbesar ekspor nonmigas Desember 2022 terhadap November 2022 terjadi pada komoditas bahan bakar mineral sebesar US$483,1 juta (9,44 persen)," ungkapnya.

        Baca Juga: Revisi Aturan Devisa Hasil Ekspor Mesti Disertai Penerapan Sanksi yang Tegas

        Margo mengungkapkan ada beberapa peristiwa yang mempengaruhi kinerja ekspor sepanjang 2022, di antaranya Perang Rusia-Ukraina, lalu disusul larangan pemerintah untuk mengekspor minyak goreng.

        "Penghapusan pungutan pajak ekspor CPO dan produk turunannya, krisis energi negara-negara Uni-Eropa, gugatan Uni Eropa di WTO, serta beberapa negara menerapkan kebijakan restriksi ekspor," lanjutnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Alfida Rizky Febrianna
        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: