Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tak Hadirkan Keadilan Sosial, Luhut dan Jokowi Disalahin Soal Kerusuhan GNI: Bebas Impor Penjajah...

        Tak Hadirkan Keadilan Sosial, Luhut dan Jokowi Disalahin Soal Kerusuhan GNI: Bebas Impor Penjajah... Kredit Foto: Twitter
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pegiat media sosial Nicho Silalahi kembali menyuarakan kegeramannya atas kerusuhan yang terjadi di PT GNI.

        Menurutnya bentrokan yang terjadi antara pekerja lokal dan pekerja asing tersebut disebabkan ketimpangan dalam hak yang diterima oleh kedua belah pihak.

        Baca Juga: Tak Lupa Kembangkan Infrastruktur Pulau Terluar, Menhub Budi: Ini Konsep Jokowi, Indonesia Sentris!

        Dirinya mengatakan bahwa pekerja asing lebih sejahtera lewat sejumlah haknya dibandingkan dengan pekerja lokal.

        Hal ini membuatnya sampai-sampai menyalahkan Joko Widodo alias Jokowi serta Luhut Binsar Pandjaitan atas kerusuhan tersebut.

        "Menurut ku @jokowi dan Luhut yang Paling Bertanggung Jawab Atas Terjadinya Tragedi Berdarah Ini, Bertahun Tahun Lalu Rakyat Sudah Mengkritik Tentang Banjirnya TKA China , Tapi Pemerintah Mengeluarkan Berbagai Alasan Agar TKA Terus Masuk, Ia gak sih?," tulisnya melalui akun @Migran_TV_7777.

        Dia juga membagikan tangkapan layar saat Luhut membeberkan alasan mengapa TKA asal China berseliweran di proyek tambang smelter.

        "Menutupi keburukan Pemerintah maka Bangsa Sendiri Yang Jadi Kambing Hitam, Padahal Akar Masalah Karena Terjadinya Kesenjangan Penghasilan Bagai Langit dan Bumi, Belum Lagi Keselamatan Kerja Yang Menjadi Poin Tuntutan. Sementara Import Pekerja Unskill Terus Menerus Terjadi," tambahnya, melalui akun @Nicho_Silalahi.

        Cuitan itu pun ramai dikomentari netizen. Sebagian besar curiga ada kongkalikong antara pejabat dengan investor asal China.

        "hrus dpriksa prjanjian spt apa yg trjdi atara ivestasi china di indo.. apkah ad pasal yg mmberikn klonggarn sluas2nya buat pihak investor (china) dlm mndatangkn tnaga krja dri ngaranya sndiri. mulai level top smpai lvel buruh. kalo ad, sptnya ad yg berkhianat," tulis akun @Sade***.

        Baca Juga: Sebut Cak Nun Hina Jokowi Demi Cari Makan, Loyalis Ganjar Malah Jadi Bulan-bulanan: Lebih Parah Loe!

        "betul kakau bukan mrk siapa lagi, dulu sblm rezim skg tdk ada bebas2 import TKA china, import penjajah ke negri sendiri waras apa tidak????," cuap akun @Kopi***.

        "Gagal menghadirkan keadilan sosial bagi rakyat negeri sendiri , bukan hanya dari segi ekonomi tapi harga diri sebagai pemilik negeri ini dipermalukan habis2an," kritik lainnya.

        "Kalo kehadiran TKA itu mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat lokal maka mustahil terjadi bentrokā€¦. #UsirTKAChina #UsirTKAChina," ketus lainnya.

        Diberitakan sebelumnya, kerusuhan besar terjadi di PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) di Morowali Utara, Sulawesi Tengah (Sulteng) pada Sabtu (14/1/2023) malam.

        Dari remakan video amatir yang beredar di kalangan jurnalis, kericuhan tersebut terlihat melibatkan tenaga kerja asal China dengan tenaga kerja lokal.

        Sekelempok pekerja asal China tampak menyeret pipa besi mengejar pekerja pribumi dan menghancurkan sejumlah kendaraan. Sejumlah warganet bahkan menyimpulkan para pekerja asal China ini cukup mahir bela diri layaknya tentara.

        Akibat dari kerusuhan itu, sejumlah karyawan Indonesia mengalami luka-luka di dalam perusahan.

        Kabarnya juga, sejumlah karyawan perempuan dari Indonesia mendapat kekerasan dari tenaga kerja asing.

        Terlihat pada video berdurasi 20 detik, tampak kerusuhan meluas hingga terjadi aksi pembakaran alat berat crane dan wheel loader.

        Bentrokan makin memanas, aksi baku lempar kemudian terjadi pada malam hari. Pihak keamanan sampai harus menembakan gas air mata.

        Pada video yang lain, aparat kepolisian yang hendak melerai kerusuhan, dipukul mundur oleh massa yang emosinya sudah memuncak.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: