Duh, Ternyata Pabrik Peleburan Nikel Milik China Ogah Transparan ke Indonesia?
Dinas Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Tengah mengatakan PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) tidak memberikan akses kepada pejabatnya yang pergi ke sana untuk menyelidiki setelah kebakaran menewaskan dua karyawan Indonesia pada bulan Desember.
“PT GNI terlalu ketat dan tidak kooperatif. Jika mereka transparan, kami bisa memberikan pemahaman kepada para pekerja,” kata keterangan resmi, dilansir Radio Free Asia.
Baca Juga: Awas! Aksi TKI vs TKA China Bisa Dijadiin Senjata Eropa buat Serang Indonesia, Ini Alasannya
Menurut Disnaker, pabrik peleburan nikel milik China di Indonesia itu mempekerjakan 12.247 orang, termasuk 1.312 warga negara China.
Seorang anggota DPRD provinsi, Muharram Nurdin, menyerukan penyelidikan menyeluruh.
“Saya minta polisi netral dalam menangani kasus ini. Seharusnya tidak ada diskriminasi. Jika pekerja asing melanggar hukum apa pun, mereka harus dihukum,” katanya.
Muharram mengatakan perusahaan itu harus dihukum jika tetap tidak kooperatif.
“Kita semua berharap tidak ada lagi keresahan antara tenaga kerja Indonesia (TKI) dengan tenaga kerja asing (TKA) di PT GNI. Dan semua masalah yang ada terselesaikan dengan baik,” ujarnya.
Indonesia memberlakukan larangan pengiriman bijih nikel pada tahun 2020, mendorong Uni Eropa untuk meminta peninjauan kembali oleh Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Perusahaan-perusahaan terkait China mendominasi industri smelter nikel di Indonesia, menurut informasi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan kebijakan pemerintah yang mewajibkan perusahaan untuk mengolah komoditas di dalam negeri agar ekspor lebih bernilai telah menarik bisnis China.
Setelah Singapura, China merupakan investor asing terbesar kedua di Indonesia.
Investasi China di Indonesia mencapai 3,6 miliar dolar AS pada paruh pertama tahun 2022, dibandingkan dengan 1,7 miliar dolar AS pada periode yang sama tahun 2021, menurut Kementerian Investasi Indonesia tahun lalu.
China juga mendanai proyek-proyek di Indonesia sebagai bagian dari program pembangunan infrastruktur global Belt and Road Initiative (BRI) Beijing. Di antaranya, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang ditargetkan selesai pada Juni 2023.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto