Soal Cak Nun yang Samakan Presiden Jokowi dengan Firaun, Refly Harun: Ini Murni Pemikiran Seorang Cendekiawan!
Kredit Foto: Instagram/Refly Harun
Pengamat politik sekaligus ahli hukum tata negara, Refly Harun mengatakan pernyataan Emha Ainun Najib atau Cak Nun yang menyamakan Presiden Jokowi dengan Firaun adalah hasil pemikiran seorang cendekiawan.
Diketahui sebelumnya, Cak Nun membuat geger masyarakat setelah potongan video ceramahnya yang menyebut Presiden Jokowi sebagai Firaun viral di media sosial.
“Karena Indonesia dikuasai oleh Firaun yang namanya Jokowi, oleh Qarun yang namanya Anthony Salim dan 10 naga, nggak 9, 10 saya kira. Terus ada Haman yang namanya Luhut,” ungkap Cak Nun dalam cuplikan video tersebut.
Menurut Refly, kritik itu menunjukan Cak Nun memiliki tempat tersendiri sebagai penasehat Bangsa Indonesia.
“Kritik itu menunjukkan bahwa keberadaan Cak Nun memiliki tempat sendiri dalam tanda kutip sebagai penasehat bangsa ini, sebagai tokoh bangsa ini, sebagai guru bangsa ini,” jelas Refly melalui youtube channelnya, Kamis (19/01/23).
“Jadi sudah tepat kalau Cak Nun selama ini menolak untuk berada di pemerintahan,” tambah dia.
Refly juga menceritakan bahwa Cak Nun terakhir kali menginjak istana di tahun 1998 ketika diundang oleh Presiden Soeharto.
“Jadi berselang 25 tahun tahun kemudian Cak Nun tidak pernah menginjakkan kakinya di istana lagi,” kata dia.
“Jadi itu adalah choice atau pilihan yang tentu harus kita hormati dan apa yang disampaikan Cak Nun adalah murni pikiran seorang cendekiawan, seorang pemikir yang ingin melihat bangsa ini baik,” jelasnya.
Menurut Refly, kalau Cak Nun punya fase interest misalnya jabatan dan uang ya tentu dia tidak akan tinggal di Jogja terus-menerus.
“Pasti dia mau jabatan yang mungkin ditawarkan atau uang yang banyak yang mungkin akan ditawarkan juga,” ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty
Tag Terkait: