Bandingkan Era Jokowi dengan Soeharto bahkan SBY, Ruhut Sitompul Tertawakan Argumen Rocky Gerung: Mulutnya Bau Comberan
Dikenal kerap mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pengamat politik Rocky Gerung kembali membandingkan kehidupan masyarakat di era pemerintahan Jokowi dengan dua presiden lain, seperti Soeharto dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Hal ini terlihat di video berdurasi 53 detik unggahan politikus PDI Perjuangan, Ruhut Sitompul. Tidak hanya mengunggah, Ruhut juga mengkritik pedas pernyataan Rocky tersebut.
"Kenapa bangsa ini nggak bisa bertumbuh dan berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain?" ujar Rocky sebagai pembuka "ceramahnya", dikutip pada Kamis (19/1/2023).
Rocky lantas mencibir klaim bahwa ekonomi Indonesia bertumbuh dengan baik. Sementara faktanya, menurut Rocky, tidak seperti yang diungkapkan. Saat itulah Rocky lantas membandingkan dengan perbandingan tingkat harta yang dikuras konglomerat alias oligarki, tetapi kemudian kembali ke negara.
"Ini saya kasih data. Di zaman Pak Harto, harta kita dikuras oleh konglomerat, tetapi yang balik ke negara masih 33 persen. Pak Harto kasih konsesi-konsesi, yang balik ke negara 33 persen," terang Rocky.
Angka ini lantas berkurang di era pemerintahan berikutnya, dan bahkan menurun drastis ketika Indonesia dipimpin Jokowi. "Zaman Pak SBY, yang balik tinggal 28 persen, 25-28 persen," kata Rocky. "Zaman Pak Jokowi, tinggal 8 persen. Itu data primer."
Potongan video inilah yang lantas dikomentari dengan tidak kalah pedas oleh Ruhut. Mantan politikus Partai Demokrat itu blak-blakan menyebut Rocky sebagai sosok dungu dan layak ditertawakan.
"Beginilah orang dungu/tolol kalau ngebacot pasti mulutnya bau comberan ha ha ha MERDEKA," cuit Ruhut.
Tentu saja cuitan Ruhut ini mendapat beragam respons. Namun, yang mendominasi adalah komentar negatif, apalagi karena citranya sebagai politikus yang dianggap menempel kepada partai penguasa.
"Beginilah orang Penjilat, pecundang, dungu/tolol kalau ngebacot pasti mulutnya bau comberan ha ha ha MERDEKA," sindir warganet.
"Kenapa tahun 1998 pak Harto ambruk karena ekonominya kropos, hasil expor ditanam dimana sama konglomerat. RG harus jawab," ujar warganet lain.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: