Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sosok Pengganti Jacinda Ardern Sebagai Perdana Menteri Selandia Baru, Siapa?

        Sosok Pengganti Jacinda Ardern Sebagai Perdana Menteri Selandia Baru, Siapa? Kredit Foto: Antara/REUTERS/Fional Goodall
        Warta Ekonomi, Wellington -

        Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern telah mengejutkan dunia saat mengumumkan pengunduran dirinya pada Kamis (19/1/2023). Kandidat penggantinya pun akan terungkap pada Jumat (20/1/2023) menjelang pemungutan suara kepemimpinan pada Minggu (22/1/2023).

        Dilansir dari Reuters, Jacinda Ardern beralasan kemampuannya tak lagi cukup untuk terus memimpin Selandia Baru. Ia pun berencana mundur paling lambat awal Februari dan enggan mencalonkan diri kembali.

        Baca Juga: Hanya Persiapan Married yang Bikin Jacinda Ardern Mundur sebagai PM Selandia Baru?

        Sementara itu, Chris Hipkins, seorang menteri di pemerintahannya dan dulu menjadi pesaing utamanya untuk jabatan tersebut, mengaku berharap anggota parlemen dari Partai Buruh mencapai konsensus atas kandidat baru. Namun, ia enggan mengungkapkan apakah ia berencana mencalonkan diri.

        "Kami bertanggung jawab untuk memastikan keputusan yang kami buat adalah demi kepentingan terbaik warga Selandia Baru. Mereka akan tahu siapa pemimpin berikutnya saat diskusi ini akhirnya selesai," tuturnya.

        Jika tak ada seorang pun kandidat yang memperoleh dua pertiga suara pada Minggu (22/1), persaingan akan terus berjalan. Kandidat dengan perolehan suara terendah dieliminasi setiap putaran. Parlemen punya waktu hingga Kamis (26/1) untuk memutuskan.

        Jika masih gagal, pemungutan suara akan diperluas hingga mencakup anggota partai dan serikat buruh yang berafiliasi. Suara parlemen akan memiliki bobot 40 persen, anggota partai 40 persen, dan serikat buruh 20 persen.

        Para pengamat memprediksi sejumlah menteri Ardern sebagai bakal calon perdana menteri, termasuk Hipkins, mantan menteri Covid-19 sekaligus Menteri Pendidikan dan Kepolisian saat ini, serta Menteri Kehakiman Kiri Allan.

        Sementara itu, Ardern bertekad untuk tetap netral selama pemilihan.

        "Yang paling penting, kami fokus pada prosesnya, cepat, dan memastikan tim dapat bergerak cepat untuk kembali fokus pada masalah yang penting bagi warga Selandia Baru," ucapnya.

        Wanita 42 tahun itu pun mengaku tak menyesali keputusannya untuk mundur.

        Pemenang pemilihan ini akan menjadi perdana menteri hingga Pemilu berikutnya. Masa jabatan Ardern sebagai perdana menteri Selandia Baru akan berakhir paling lambat 7 Februari, sementara Pemilu diadakan 14 Oktober.

        Berdasarkan jajak pendapat Union Curia yang terbit pada Jumat (20/1), popularitas Partai Buruh telah turun menjadi 31,7 persen sebelum Ardern mengumumkan pengunduran dirinya. Angka itu lebih rendah 1,4 persen dari bulan lalu. Sementara itu, oposisi Partai Nasional Selandia Baru meraih 37,2 persen suara.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: