Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Meski Tak Sebut Nama, Guntur Romli Ungkap Ada Sosok ‘Dungu’ yang Menyebabkan Proyek Sodetan Ciliwung Mangkrak Selama 6 Tahun

        Meski Tak Sebut Nama, Guntur Romli Ungkap Ada Sosok ‘Dungu’ yang Menyebabkan Proyek Sodetan Ciliwung Mangkrak Selama 6 Tahun Kredit Foto: Instagram/gunromli
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Aktivis Jaringan Islam Liberal dan politikus Partai Solidaritas Indonesia, Guntur Romli mengatakan ada sosok ‘dungu’ yang membuat proyek sodetan Kali Ciliwung mangkrak hingga 6 tahun. 

        Ini diungkap Guntur saat mengetahui Pejabat (PJ) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono berhasil menyelesaikan pembangunan dan mendapatkan pujian dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) 

        “Menurut saya sih sebenarnya tidak kaget ya karena ada orang yang kalau dalam istilahnya yang sering diucapkan oleh Rocky Gerung adalah orang dungu yang membuat proyek ini mangkrak selama 6 tahun,” kata Guntur melansir dari Cokro TV, Kamis (26/01/23).

        Baca Juga: Butet Kartaredjasa Sindir Anies yang Gembar-gemborkan Tawarkan Rekam Jejak: Lha, Hasil Kerja Anies Memang Apa?

        Guntur tidak menyebut siapa sosok ‘dungu’ tersebut tapi ciri-ciri yang ia ungkap mengarah pada Gubernur DKI Jakarta sebelumnya, Anies Baswedan.

        “Kenapa bisa disebut dengan dungu ya? Karena dia percaya pada teori bahwa air banjir yang ada di Jakarta bisa dimasukkan ke dalam tanah. Ini kan hanya orang dungu yang menurut saya percaya teori itu,” kata dia. 

        “Kemudian dia juga percaya bahwa air yang volumenya besar sekali yang bikin banjir Jakarta ini bisa diatasi dengan melubangi jalan-jalan dengan membuat proyek yang disebut dengan sumur resapan,” tambahnya.

        Guntur juga menjelaskan orang ‘dungu’ itu juga pandai bersilat lidah hingga menyebut apa yang terjadi di Jakarta bukan banjir tapi parkir air.

        “Saya bilang ini orang sudah tidak kerja, tapi bisa berkelit masa menyebut banjir sebagai parkir air,” kata dia.

        Baca Juga: Demo Bayaran hingga Teror Ular, Langkah Anies Baswedan Jadi Next Jokowi Terus Dijegal: Gini Amat...

        “Kemudian, dia punya teori juga dengan istilah naturalisasi. Teori yang tidak pernah dipraktekkan dan tidak pernah terlihat apa wujudnya,” jelasnya. 

        Dia menambahkan, akhirnya jika ada hujan deras di Jakarta kemudian ada kiriman air dari atas, sungai-sungai yang ada di Jakarta tidak mampu menampung air tersebut. 

        “Sehingga disitulah pentingnya normalisasi 12 sungai yang ada di Jakarta, bukan naturalisasi seperti yang orang itu katakan,” kata dia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
        Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

        Bagikan Artikel: