Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Terendus Sosok yang Bekingi Pembakaran Al-Qur'an Oleh Politikus Garis Keras Swedia

        Terendus Sosok yang Bekingi Pembakaran Al-Qur'an Oleh Politikus Garis Keras Swedia Kredit Foto: Reuters/Ritzau Scanpix/Mads Claus Rasmussen
        Warta Ekonomi, Moskow -

        Menteri Luar Negeri Finlandia Pekka Haavisto telah mengklaim bahwa Rusia mungkin berada di balik pembakaran Al-Qur'an di Stockholm, Swedia pekan lalu. Dia menambahkan bahwa aksi itu bisa saja diatur untuk menggagalkan upaya negara itu untuk bergabung dengan NATO.

        Pada 21 Januari, Rasmus Paludan, seorang aktivis anti-Islam dan pemimpin partai kecil sayap kanan Denmark, Stram Kurs (Garis Keras), membakar kitab suci umat Islam di luar Kedutaan Besar Turki di Stockholm.

        Baca Juga: Seruan Boikot Produk Swedia Usai Al-Qur'an Dibakar, 5 Merk yang Ada di Indonesia Siap-siap

        Ankara memprotes keras tindakan tersebut, dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada hari Senin bahwa Swedia tidak dapat lagi mengandalkan dukungan Turkiye untuk bergabung dengan blok militer pimpinan AS.

        Pada Jumat, Paludan membakar mushaf Alquran di depan masjid, Kedutaan Besar Turki, dan Konsulat Rusia di Kopenhagen, Denmark.

        Berbicara kepada saluran TV Finlandia Yle pada hari Sabtu, Haavisto mengemukakan gagasan bahwa Rusia dapat dikaitkan dengan pembakaran buku.

        “Masalah ini sedang diselidiki. Berbagai ikatan di kalangan aktivis telah terungkap,” kata Haavisto.

        “Saya tidak bisa mengatakan dengan pasti ... Tapi kami telah diperlihatkan konsep tentang bagaimana bertindak untuk menimbulkan kerusakan maksimum [untuk tawaran keanggotaan NATO]," tambahnya.

        Kementerian Luar Negeri Rusia mengutuk keras pembakaran Alquran. Juru bicara Maria Zakharova mengatakan pada hari Minggu bahwa saran Haavisto bahwa Moskow mungkin bertanggung jawab atas insiden itu "menjijikkan untuk ditonton."

        Finlandia dan Swedia membuang kebijakan non-blok lama mereka dan bersama-sama mendaftar untuk bergabung dengan NATO tahun lalu, mengutip operasi militer Rusia di Ukraina.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: