Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pemerintah Klaim Pembangkit EBT Terpasang Tembus 12,5 GW Sepanjang 2022

        Pemerintah Klaim Pembangkit EBT Terpasang Tembus 12,5 GW Sepanjang 2022 Kredit Foto: Rena Laila Wuri
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut bahwa sepanjang 2022 untuk subsektor Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), kapasitas terpasang pembangkit listrik yang berasal dari pembangkit EBT adalah 12,5 gigawat (GW).

        Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan bahwa sepanjang 2022 bauran energi primer pembangkit listrik sebesar 14,11 persen berasal dari EBT.

        "Terkait penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sektor energi, Indonesia terus melakukan langkah konkret dalam mitigasi iklim, termasuk pengurangan emisi GRK dengan peningkatan target menjadi 31,89 persen dengan kemampuan sendiri dan 43,20 persen dengan dukungan internasional," ujar Arifin dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (30/1/2023). 

        Baca Juga: Menteri ESDM Sebut Elektrifikasi Capai 99,63 Persen pada 2022

        Arifin menyebut bahwa pada tahun 2022, capaian penurunan emisi CO2 sebesar 91,5 juta ton. Hal tersebut dicapai melalui aksi mitigasi implementasi EBT, efisiensi energi, dan penerapan bahan bakar rendah karbon, penggunaan teknologi pembangkit bersih, dan kegiatan lain. 

        "Selain itu, intensitas penurunan emisi CO2 kita mencapai 0,335 ton," ujarnya

        Lanjutnya, pemerintah juga terus melaksanakan kebijakan mandatori biodiesel untuk mengurangi impor dan menghemat devisa.

        "Pemanfaatan biodiesel untuk domestik pada tahun 2022 sebesar 10,45 juta Kiloliter (KL) dan penghematan devisa sebesar Rp122,65 triliun atau US$8,34 miliar," ungkapnya. 

        Sementara itu, dari subsektor mineral dan batu bara (minerba), kebutuhan batu bara diutamakan untuk pemenuhan kepentingan dalam negeri. Di tahun 2022, kebutuhan batu bara domestik mencapai sebesar 193 juta ton atau 116 persen dari target yang ditetapkan sebesar 166 juta ton. Sementara produksi batub ara tahun lalu sebesar 687 juta ton atau 104 persen dari target 663 juta ton.

        "Dari target kita 663 juta ton di tahun 2022, ternyata proyeksi kita meningkat menjadi 687 juta ton. Ini disebabkan demand. Kalau kita lihat konsumsi batu bara domestik meningkat dari target 166 juta ton, menjadi sebesar 193 juta juta ton. Ekspor itu capaiannya mencapai 494 juta ton," ujar Arifin. 

        Di tahun 2023, target produksi batu bara mencapai 695 juta ton dengan proyeksi kebutuhan domestik sebesar 177 juta ton, dan 518 juta ton untuk ekspor.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Djati Waluyo
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: