Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Survei Sebut Banyak Politisi yang Ingin Jadi Bagian dari NU, Saiful: Penting Secara Elektoral

        Survei Sebut Banyak Politisi yang Ingin Jadi Bagian dari NU, Saiful: Penting Secara Elektoral Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) kembali melakukan hitung-hitungan survei politiknya. Dalam survei yang dilakukan, didapati bahwa banyak dari politisi atau partai politik yang mau jadi bagian dari Nahdlatul Ulama (NU).

        Menurut Pendiri SMRC, Saiful Mujani, Daya tarik NU adalah pada jumlah massa yang dimilikinya.

        Dalam survei SMRC pada Desember 2022, warga yang mengaku sebagai anggota aktif NU sebanyak 8,6 persen dan mengaku sebagai anggota tapi tidak aktif sebesar 11,7 persen. Total warga yang mengaku sebagai anggota NU sebesar 20,3 persen. Sementara yang mengaku sebagai anggota serikat pekerja, buruh, dan tani sebanyak 14,7 persen; Muhammadiyah 3,1 persen; organisasi masjid 22,8 persen; dan majelis taklim sekitar 28,7 persen.

        Baca Juga: Nggak Kalah Top Dibandingkan Khofifah, Anies Baswedan Disarankan Gandeng Kiai Ini untuk Jadi Cawapres, Siapa?

        “Daya tarik NU bagi partai politik di Indonesia adalah karena organisasi ini memang memiliki massa yang besar. Yang mengaku sebagai anggota formal NU sebesar 20,3 persen atau sekitar 40-an juta warga. Angka ini, menurut dia, di luar warga yang secara kultural mengikuti praktik ritual keagamaan NU. Kalau kelompok kultural itu digabungkan, maka massa NU akan menjadi lebih besar,” jelas Saiful dalam keterangan resmi yang diterima wartaekonomi.co.id, Kamis (17/2/23).

        “Kalau dilihat dari data ini, memang NU memiliki nilai elektoral karena dari sisi jumlah sangat besar,” kata penulis buku Muslim Demokrat itu.

        Lebih jauh Saiful menjelaskan bahwa bicara tentang hubungan NU dan organisasi lain dengan pemilihan umum, tidak bisa dipisahkan dari pertimbangan mengenai seberapa besar massa dari organisasi tersebut.

        Hal lain adalah bahwa organisasi sosial yang cukup besar dan aktif serta dikenal oleh masyarakat selama ini adalah organisasi sosial keagamaan, bukan organisasi lain seperti buruh, tani, atau nelayan.

        “Di Indonesia, organisasi berbasis keagamaan lebih kuat dari bentuk-bentuk organisasi lain yang lintas agama. Karena itu, perlu dihitung seberapa besar kekuatan masing-masing organisasi tersebut, termasuk NU,” kata Guru Besar Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta tersebut.

        Baca Juga: Ada Indikasi Ketidakadilan yang Melibatkan Tenaga Kerja China di Bentrokan Morowali, Anwar Abbas Minta Pemerintah Berbenah: Menyakiti...

        “Dilihat dari sisi jumlah, NU sangat penting secara elektoral. Ini yang menjelaskan mengapa banyak partai dan tokoh-tokoh politik Indonesia menghitung NU. Semuanya bahkan ingin merasa dekat dan sebagai orang NU,” pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: